EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia periode Agustus 2013 surplus sebesar 132,4 juta dolar AS. "Pada periode Agustus 2013 Indonesia kembali mengalami surplus perdagangan, setelah empat bulan sebelumnya atau sejak April 2013 mengalami defisit," kata Kepala BPS Suryamin di sela-sela Pengumuman Resmi Statistik di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (1/10).
Menurut Suryamin, surplus perdagangan pada Agustus 2013 dikarenakan nilai ekspor lebih tinggi yang mencapai 13,16 miliar dolar AS, dibanding impor sebesar 13,03 miliar dolar AS. Suryamin menjelaskan, tren surplus perdagangan juga diikuti neraca volume perdagangan yang pada periode Agustus 2013 mencapai 43,11 juta ton, merupakan selisih volume ekspor sebesar 53,01 juta ton, dibanding volume impor sebesar 9,89 juta ton.
Selama Agustus 2013 total ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar 12,77 persen menjadi 13,16 miliar dolar AS, dibanding ekspor Juli 2013 yang mencapai 15,087 miliar dolar AS yang dipicu penurunan ekspor nonmigas. "Pada periode Agustus ekspor nonmigas merosot 18,88 persen menjadi 10,38 miliar dolar AS, dari periode Juli sebesar 12,81 miliar dolar AS," ujarnya.
Meskipun pada saat yang bersamaan Indonesia mampu meningkatkan ekspor migas hingga 21,38 persen, dari sebelumnya 2,28 miliar dolar menjadi 2,77 miliar dolar AS, namun tidak cukup untuk menutup penurunan ekspor non migas tersebut. Penurunan ekspor nonmigas terjadi pada bahan bakar mineral yang anjlok sebesar 270,7 persen, ekspor mesin/peralatan litrik merosot 218,9 persen, dan tergerusnya ekspor mesin/peralatan listrik 137 persen.
Penurunan ekspor Agustus 2013 juga terjadi pada ekspor secara kumulatif (Januari-Agustus) yang mencapai 119,32 miliar, atau merosot 6,12 persen dari periode sama 2012 (Januari-Agustus) sebesar 127,01 miliar dolar AS.
Sementara itu, selama Agustus 2013, nilai impor mencapai 13,03 miliar dolar AS, turun 25,2 persen dibanding impor periode Juli 2013 yang mencapai 17,42 miliar dolar AS. Penurunan total impor Agustus 2013 terjadi karena berkurangnya impor minyak mentah menjadi 7,16 miliar dolar AS, turun 15,93 persen dari periode Juli 2013 sebesar 1,18 miliar dolar AS.
Impor hasil minyak merosot 11,42 persen menjadi 2,24 miliar dolar AS dari sebelumnya 2,74 miliar dolar AS. Selain itu penurunan impor juga terjadi pada komoditi nonmigas yang mencapai 29,49 persen, menjadi 9,36 miliar dolar AS, dari sebelumnya 13,28 miliar dolar AS.
Meski mengalami surplus dengan sejumlah engara, namun neraca perdagangan Indonesia dengan sejumlah negara mitra dagang tradisional justru mengalami defisit. Neraca perdagangan dengan ASEAN periode Agustus 2013 tercatat surplus 230,6 juta dolar dolar AS, yang merupakan selisih ekspor 2,21 miliar dolar AS, dan impor 1,98 miliar dolar AS.
Seluruh perdagangan Indonesia dengan negara-negara ASEAN mengalami surplus, kecuali dengan Thailand yang defisit 407,3 juta dolar AS, di mana Indonesia ekspor 340 juta dolar AS, sementara impor 747,7 juta dolar AS. Sementara defisit Indonesia dengan negara besar seperti Cina mencapai 519,6 juta dolar AS, dengan Jepang sebesar 290,5 juta dolar AS. Sementara perdagangan dengan Amerika Serikat mengalami surplus 371,6 juta dolar AS.
Menurut Suryamin, untuk menyiasati defisit Indonesia dengan sejumlah negara tersebut, pemerintah diharapkan terus mencari terobosan baru. "Meningkatkan daya saing produk ekspor serta menurunkan impor, terutama barang-barang konsumsi, juga meningkatkan volume ekspor barang-barang yang unik yang tidak dimiliki oleh negara lain," ujarnya.