EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pembangkit listrik akan melebihi kuota APBN Perubahan 2013 yang ditetapkan 6,3 juta kiloliter. Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan kelebihan kuota di antaranya disebabkan penyewaan PLTD berkapasitas 200 megawatt (MW) untuk mengatasi krisis listrik di Sumut dan Riau. "Namun, kelebihan kuotanya hanya sedikit karena sewa PLTD berlangsung 2-3 bulan saja," katanya di Jakarta pada Jumat (4/10).
Menurut dia, PLTU Nagan Raya di Aceh, meski masih tahap komisioning, juga sudah mulai memasok sistem Sumatra bagian utara yang mencakup Sumut dan Aceh dengan kapasitas 75-100 MW. "Kalau selama satu bulan PLTU Nagan Raya bisa memasok terus, maka langsung bisa komersial, sehingga menekan pemakaian BBM," katanya.
Ia juga menambahkan, kenaikan konsumsi BBM akibat penyewaan PLTD hanyalah kondisi darurat. PLN menyewa genset berkapasitas 200 MW untuk mengatasi krisis listrik di Sumut dan Riau.
Sebesar 150 MW akan dipasang di Paya Pasir, Medan, Sumut pada awal November 2013 dan 50 MW lainnya dipasang di Padang untuk mengatasi krisis di Riau. Sistem Sumatera bagian tengah mencakup Riau, Sumbar, dan Jambi.
Di Sumut, defisit dikarenakan keterlambatan pembangunan proyek pembangkit berkapasitas 10.000 MW yakni PLTU Nagan Raya 2x110 MW dan PLTU Pangkalan Susu 2x200 MW. PLTU yang direncanakan beroperasi 2012-2013 terlambat karena kendala keuangan kontraktor dan pembebasan lahan.
Penyebab lain pertumbuhan konsumsi listrik melebihi rencana dari perkiraan sembilan persen, kenyataannya tumbuh 11 persen. Di tambah lagi, sewa PLTG berkapasitas 40 MW yang sudah siap beroperasi pada Juni 2013, tidak terealisasi dikarenakan ketiadaan gas secara tiba-tiba. Serta, kontrak sewa PLTD minyak bakar pada Maret 2012 juga tidak siap beroperasi karena mesin dari China bermasalah.
PLN akhirnya menambah diesel baru dari Jerman untuk menggantikan mesin China dan akan beroperasi awal Desember 2013. Faktor lainnya adalah perbaikan sejumlah pembangkit, yakni PLTU Labuhan Angin dan PLTGU Belawan.
Sementara, defisit di Riau disebabkan berkurangnya pasokan PLTA akibat kemarau dan perbaikan PLTU Ombilin. Sistem kelistrikan Sumatra bagian tengah dipasok tiga PLTA yakni Singkarak, Maninjau, dan Koto Panjang. Ketiga PLTA itu sebenarnya berkapasitas total 350 MW, namun kini hanya mampu memasok 100-150 MW karena berkurangnya debit air akibat musim kemarau.