EKBIS.CO, NUSA DUA -- Amerika Serikat (AS) meningkatkan upaya untuk memperkuat kekuatan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik pada pertemuan puncak para pemimpin regional di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Selasa (8/10), di tengah peringatan dari Cina yang semakin berani. Pada hari kedua pertemuan puncak para pemimpin negara Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) dibahas mengenai berbagai upaya untuk menguak hambatan perdagangan di antara 21 negara anggota, tapi agenda-agenda kekuatan dunia membayangi pembicaraan tersebut.
Mewakili Presiden AS Barack Obama, Menteri Luar Negeri John Kerry telah melobi untuk penandatanganan pakta mega perdagangan bebas terhadap 12 negara APEC, namun tidak termasuk Cina dan tuan rumah Indonesia. "Kita membutuhkan aturan modern untuk mengubah jalan, aturan-aturan yang mengikuti kecepatan pasar saat ini," kata Kerry dalam sebuah pidato di sela-sela KTT APEPC, Senin (7/10) kemarin, yang mendorong besar-besaran rencana Kemitraan Trans Pasifik (TPP).
Kerry didaulat untuk menemui 11 pemimpin negara yang terlibat dalam TPP pada sore ini (Selasa, 8/10) dalam upaya untuk memastikan kesepakatan batas waktu yang ditetapkan oleh Obama pada akhir tahun ini. Amerika Serikat telah memperjuangkan TPP sebagai pengaturan 'standar emas' untuk menghadapi perubahan yang kompleks bagi perekonomian abad ke-21, seperti bagaimana mengawasi komputasi awan dan hak paten.
Namun Cina dan bahkan beberapa negara berkembang yang termasuk dalam TPP menyatakan kekhawatiran bahwa hal itu akan membuat aturan perdagangan mengutamakan keuntungan negara terkaya dan perusahaan yang paling kuat. "Cina akan berkomitmen untuk membangun kerangka kerja sama regional trans-Pasifik yang menguntungkan semua pihak," kata Presiden Cina Xi Jinping dalam pidato setelah pernyataan Kerry dalam forum bisnis APEC.
"Kami harus meningkatkan koordinasi, memperdalam integrasi regional dan menghindari efek mangkuk spaghetti sehingga dapat membangun kemitraan lebih dekat di Pasifik," tambah Xi.
Indonesia juga mengisyaratkan gangguan fokus besar TPP di KTT APEC, yang melansir pertemuan yang direncanakan pada hari ini (Selasa, 8/10) oleh 12 negara yang terlibat di sebuah hotel di luar tempat resmi. "Kami keberatan sebenarnya, dengan satu alasan, setidaknya, adalah kita tidak ingin cakupan apapun membayangi APEC," kata seorang pejabat pemerintah Indonesia ketika ditanya tentang mengapa negara-negara TPP melakukan pertemuan di luar.
Sementara itu, Cina dan Indonesia terlibat dalam rencana untuk perjanjian perdagangan bebas saingan yang melibatkan 16 negara di seluruh kawasan dan dipelopori oleh Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Negosiasi untuk perjanjian tersebut diharapkan akan dibahas pada KTT Asia Timur di Brunei pekan ini.
Salah satu isu terbesar di APEC adalah ketidak hadiran Obama, yang harus membatalkan tur Asia termasuk ke Brunei, Malaysia dan Filipina karena penghentian layanan pemerintah atau shutdown pemerintah AS selama seminggu. Keputusan Obama untuk batal mengunjungi Asia telah memperkuat sentimen bahwa profil diplomatik, ekonomi dan militer di wilayah tersebut, yang dikenal sebagai 'poros', dalam kehancuran.
Kerry pada forum APEC berulang kali menyatakan bahwa Asia-Pasifik tetap menjadi prioritas utama. "Saya ingin menekankan bahwa tidak ada yang akan mengguncang komitmen Presiden Obama untuk menyeimbangkan kembali Asia," kata Kerry dalam forum bisnis, Senin (7/10) kemarin.
Sementara itu, Xi mengisi kekosongan Obama dengan kunjungan kenegaraan ke Jakarta dan Kuala Lumpur menjelang APEC. Dia kemudian menggunakan acara bisnis APEC untuk menguraikan visi Cina untuk wilayah yang dikatakan keluarga "bersatu dan makmur".