EKBIS.CO, ABUJA -- Untuk pertama kalinya Afrika merangkul keuangan syariah berskala besar. Negara-negara di Afrika berupaya memanfaatkan kekayaan investor Timur Tengah untuk membiayai proyek infrastruktur melalui sukuk.
Sukuk akan mendapat dorongan besar bulan ini setelah Nigeria memanfaatkan 100 miliar dolar AS dari pasar syariah yang kemudian diikuti oleh Senegal. Afrika adalah rumah bagi 400 juta Muslim atau seperempat dari total Muslim dunia.
Analis mengatakan sukuk jangka pendek Nigeria masih relatif kecil yakni 62 juta dolar AS. Namun hal ini menandai dimulainya tren sukuk di Afrika. "Semakin tampak bahwa sukuk di Afrika sekarang sudah masuk dalam radar," ujar perwakilan dari Standard & Poor, Ester Kristen seperti dikutip Financial Times, Kamis (17/10).
Senegal berencana menerbitkan sukuk senilai 200 juta dolar AS pada 2014 dengan dukungan dari Bank Pembangunan Islam (IDB) berbasis di Jeddah. "Ini adalah awal sebuah program ambisius yang bisa mengarah pada pembiayaan infrastruktur dan proyek-proyek energi inovatif," kata Menteri Keuangan Senegal, Amadou Ba.
Penggunaan keuangan syariah di benua tersebut bisa tumbuh lebih lanjut karena beberapa negara seperti Maroko, Tunisia, Afrika Selatan dan Kenya sedang meletakkan dasar hukum agar dapat menerbitkan sukuk. Bank sentral Nigeria dan Mauritius memiliki saham di International Islamic Liquidity Manajemen Corp yang berbasis di Malaysia dan telah mulai menerbitkan sukuk untuk membantu bank syariah mengelola keuangan.
Para bankir Afrika mengingatkan bahwa industri keuangan syariah masih dalam tahap awal dan membutuhkan waktu beberapa tahun sebelum akhirnya lepas landas ke seluruh benua. Perwakilan Firma Hukum Latham & Watkins, Clement Fondufe mengatakan jika dibandingkan dengan Asia dan Timur Tengah, keuangan syariah di Afrika masih dalam tahap awal pengembangan. "Pengembangan sukuk negara berdenominasi dolar AS bisa memakan waktu setidaknya lima tahun," ujarnya.
Seychelles dan Ghana menjadi negara pertama di luar wilayah Afrika Selatan yang menerbitkan obligasi global masing-masing pada 2006 dan 2007. Anggota Brooking Institutions, Amadou Sy mengatakan penerbitan sukuk bisa membantu Afrika membayar program infrastruktur bernilai miliaran dolar. "Ada uang dari Teluk, Malaysia dan Indonesia. Anda juga memiliki IDB. Kemudian ada Malaysia dan Indonesia," ucapnya.
Selain sukuk, negara-negara Afrika juga mengeksplorasi instrumen syariah lainnya. "Sukuk bagai puncak gunung es. Masih banyak keuangan syariah lain terkait dengan proyek-proyek infrastruktur, transaksi keamanan perdagangan dan makanan," kata Kepala Keuangan Syariah di Firma Hukum Linklaters, Neil Miller.
IDB misalnya, memberikan pinjaman 150 juta dolar AS melalui fasilitas syariah untuk pelabuhan baru Lekki di Nigeria. Hal ini juga mendukung pembangunan pembangkit listrik Kenitra di Maroko dengan pinjaman 200 juta dolar AS
Afrika tertarik memasuki keuangan syariah sebagian karena biaya pinjaman bisa menjadi lebih murah karena permintaan tinggi, terutama dari Timur Tengah. Penerbitan sukuk global mencapai rekor tinggi hampir 140 miliar dolar AS tahun lalu, naik 60 persen dari 2011 dengan dominasi dari Malaysia, Indonesia dan Arab Saudi.