EKBIS.CO, JAKARTA -- Mata uang rupiah pada Selasa (22/10) pagi tertekan tipis sebesar 35 poin terhadap dolar AS seiring dengan pelemahan nilai tukar di kawasan Asia. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah nilainya sebesar 35 poin menjadi Rp 10.925 dibanding sebelumnya (21/10) di posisi Rp 10.890 per dolar AS.
"Laju nilai tukar rupiah tertahan sehingga berada dalam area negatif seiring dengan pelemahan nilai tukar di kawasan Asia. Namun, tekanan mata uang domestik masih dalam kondisi yang stabil," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (22/10).
Menurut Reza Priyambada, tekanan rupiah salah satunya dipicu dari pelemahan rupee India setelah beredar spekulasi bahwa pemerintahnya akan kembali meningkatkan suku bunganya meskipun laju pertumbuhannya mendekati level terendahnya. "Kondisi itu kembali mendorong dolar AS, apalagi nilai tukar yen Jepang juga tertekan setelah pertumbuhan nilai ekspornya di bawah estimasi," kata dia.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan bahwa dolar AS kembali bangkit di tengah spekulasi peningkatan jumlah tenaga kerja AS akan membaik. "Namun, penguatan dolar AS cenderung terbatas akibat spekulasi bank sentral AS (the Fed) akan menunda pengurangan stimulus moneter hingga Maret 2014," kata Ariston Tjendra .
Ia menambahkan Bank Sentral AS atau The Fed juga akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga rendahnya selama tingkat pengangguran masih di atas 6,5 persen, kondisi itu dapat menahan penguatan dolar AS lebih tinggi.