EKBIS.CO, JAKARTA -- Mata uang rupiah Jumat (25/10) pagi kembali berada dalam area positif atau bergerak menguat sebesar 25 poin ke posisi Rp 11.100 dibanding sebelumnya Rp 11.125 per dolar AS.
"Melemahnya dolar AS terhadap mayoritas mata uang Asia masih akan membuat nilai tukar rupiah stabil walaupun tekanan permintaan impor menjelang akhir bulan biasanya membawa tendensi pelemahan jangka pendek," kata analis Samuel Sekuritas, Rangga Cipta di Jakarta, Jumat (25/10).
Ia menambahkan bahwa pasar juga akan mulai fokus ke pengumuman inflasi Oktober dan neraca perdagangan September tahun ini yang akan diumumkan pada awal November. Ia mengatakan saat ini pemerintah terus berusaha untuk memenuhi likuiditas dolar AS dan menekan permintaannya. Pemerintah juga sedang mempromosikan penjualan obligasi berdenominasi dolar AS yang akan diluncurkan pada kuartal IV tahun ini.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova menambahkan sentimen domestik masih menhjadi pendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Ia mengemukakan bahwa pasar memproyeksikan inflasi Oktober 2013 ini tidak akan tinggi atau hanya di kisaran nol persen, dan kinerja neraca transaksi berjalan Indonesia periode September 2013 akan kembali surplus.
Ruly menambahkan sentimen dari eksternal juga masih negatif untuk dolar AS sehingga mayoritas mata uang dunia mengalami penguatan, termasuk rupiah. Menurut dia, dolar AS diperkirakan masih akan mengalami pelemahan untuk jangka panjang dikarenakan kondisi ekonominya yang belum stabil paska berhentinya sebagian kegiatan pemerintahan disana.