Senin 04 Nov 2013 06:20 WIB

Pemerintah Genjot Produksi Kedelai

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Didi Purwadi
Petani kedelai tengah memanen hasil tanamannya.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Petani kedelai tengah memanen hasil tanamannya.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mulai bergerak menyiapkan dukungan penggarapan lahan transmigrasi untuk ditanami kedelai.

Direktur Umbi dan Kacang Kementan, Maman Suherman, mengatakan realisasi penanaman lahan seluas 155 ribu hektare (ha) akan dimulai bulan Januari 2014.

"Bulan ini targetnya menyelesaikan persiapan benih dan petani penggarap lahan," kata Maman dihubungi Republika Online (ROL) pada Ahad (3/11). Kementan juga segera menyiapkan teknologi terkait cara pengolahan lahan dan sarana produksi.

Maman mengakui bahwa membutuhkan dukungan dari pihak swasta agar rencana ini bisa berjalan sesuai target. Ia optimistis upaya ini mampu mendongkrak produksi nasional termasuk dalam rangka meraih swasembada kedelai tahun depan.

Kementan dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengusulkan anggaran sebesar Rp 310 miliar untuk rencana ini. Stimulasi ini, menurut dia, dibutuhkan sebagai modal awal petani seperti pengadaan pupuk, benih dan pertisida.

Biaya penggarapan satu ha lahan sekitar Rp 2 juta. "Nanti sisanya petani sendiri, misalnya untuk bayar tenaga kerja," katanya.

Dua wilayah transmigrasi yang berpotensi besar dalam pengembangan kedelai yaitu Sumatera Selatan dan Lampung. Selama ini masyarakat di wilayah transmigran terbukti berhasil melakukan penanaman padi.

Oleh karena itu, penanaman kedelai diharapkan tidak terlalu sulit mengingat polanya tidak jauh berbeda dengan bertanam padi.

Saat ini lahan bertanam kedelai mencapai 495 ha. Daerah transmigrasi yang ditargetkan menanam kedelai seluas 155 ha.

Dalam jangka panjang, area transmigrasi untuk ditanami kedelai ditargetkan sebesar 1 juta ha. Selain itu, Kementan juga menambah area penanaman kedelai seluas 340 ribu ha.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement