EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat (22/11) pagi belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp 11.702 per dolar AS. "Laju nilai tukar rupiah cenderung stabil setelah mengalami tekanan pada hari sebelumnya (Kamis, 21/11) merespon hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menyatakan bahwa ekonomi AS cenderung membaik," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (22/11).
Namun, lanjut dia, di sisi lain The Fed juga menyatakan bahwa pihaknya masih akan melakukan kebijakan moneter yang akomodatif hingga tercapai target pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja sesuai target. Ia mengatakan bahwa isu waktu pelaksanaan pengurangan (tapering off) stimulus keuangan the Fed yang dipersepsikan cenderung silih berganti antara segera atau belum waktunya dilakukan mengakibatkan fluktuasi di pasar keuangan domestik.
"Investor masih akan mencermati data-data ekonomi AS ke depannya," kata Reza. Ia menambahkan potensi depresiasi mata uang rupiah masih ada seiring dengan mata uang yen yang juga cenderung melemah sehingga mempengaruhi mata uang Asia Pasifik lainnya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan pasar keuangan Indonesia masih terus dibayangi isu program pembelian obligasi (quantitaive easing/QE) the Fed yang sebesar 85 miliar dolar AS per bulan. "Program itu telah mendukung pertumbuhan aset di pasar berkembang. Dikuranginya stimulus akan membuat sentimen negatif bagi pasar berkembang," katanya.