EKBIS.CO, JAKARTA -- Anggota Komsi XI DPR Nusron Wahid mengatakan pasar keuangan syariah di Indonesia masih dalam tahap pertumbuhan dimana penetrasi perbankan syariah masih relatif kecil dibandingkan populasi penduduk muslim di Indonesia.
"Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia, namun penetrasi pasar modal, IKNB (industri keuangan nonbank), dan perbankan syariah masih dikategorikan kecil," ujar Nusron saat menjadi pembicara dalam sebuah seminar di Jakarta, Senin (25/11).
Populasi penduduk muslim di Tanah Air saat ini sebanyak 206 juta jiwa, 151,79 persen jumlah penduduk muslim di Timur Tengah, namun pangsa pasar (market share) keuangan syariah masih di bawah lima persen. "Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, terutama kurangnya kesadaran pasar atau konsumen akan adanya produk perbankan syariah serta belum optimalnya mobilisasi dana dan dukungan infrastruktur," kata Nusron.
Nusron menilai, nilai kapitalisasi industri keuangan syariah khususnya pasar perbankan syariah Indonesia yang saat ini mencapai Rp 2.763 triliun masih belum ideal. Indonesia masih harus berani melakukan riset the genuine of shariah dan menghilangkan anggapan bahwa syariah sama dengan konvensional. "Produk baru yang dibuat seharusnya yang bisa diterima seluruh kalangan," ujar Nusron.
Ia menambahkan, Indonesia juga tidak bisa disamakan dengan negara Saudi Arabia dan negara Timur Tengah lainnya. Menurutnya, Indonesia memiliki kultur dan budaya yang beragama. Mayoritas penduduk muslim di Indonesia juga mayoritas bermahdzab Syafi'i dan kebijakan ulamanya juga cenderung dinamis.
"Selain itu, di Indonesia penduduknya masih minim yang melek keuangan. Oleh karena itu perlu ada edukasi dan sosialisasi. Dari sisi produk, harus ada produk syariah khas Indonesia," kata Nusron.