EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) dan PT Bank Banten Syariah (BJB Syariah) menandatangani nota kesepahaman dan kerja sama pembiayaan refinancing KPR Syariah. Satu hal yang unik adalah program kerja sama ini dalam pembiayaan Mudharobah dengan jangka waktu lima tahun.
Nota kesepahaman ini ditandatangani dengan tujuan meningkatkan pembiayaan KPR Syariah dengan menggunakan dana jangka panjang. Selain itu mendorong tumbuhnya portfolio pembiayaan pemilikan rumah agar dapat dimanfaatkan untuk mengakses dana dari pasar modal.
Kemudian, menurut Direktur Utama SMF, Raharjo Adisusanto, kerja sama ini adalah upaya SMF mendukung pembiayaan KPR Syariah di indonesia. Tentunya dengan cara memfasilitasi pembiayaan jangka menengah/panjang dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kesinambungan pembiayaan perumahan.
Ia menyatakan dengan penandatanganan ini berarti SMF telah melakukan refinancing pembiayaan kepada enam bank syariah. Total refinancing pembiayaan hunian Syariah ke enam bank syariah hingga Desember 2013 sebesar Rp 2,2 triliun. Semuanya disalurkan dalam bentuk KPR Syariah dengan plafon yang ditetapkan hingga Rp 500 juta.
Untuk pendanaan awal, SMF menyalurkan ke BJB Suariah sebesar Rp 13 miliar. Namun, ucap dia, angka ini akan terus meningkat mengingat Jabodetabek adalah pasar besar dunia properti. Khususnya ucap dia properti sekunder.
Hingga saat ini, ungkap dia, masih banyak perbankan syariah menyalurkan pembiayaan dengan akad murabahah (jual beli) untuk pembiayaan hunian. Dalam kaitan dengan program SMF, ke depan tagihan atas KPR Syariah dapat di sekuritisasi. Sehingga ke depan, ia berharap perbankan syariah mulai menggunakan akad Musyarakah Mutanaqisah (MMQ/ Kongsi) sebagai alternatif pembiayaan hunian.
Sementara itu, Direktur Utama BJB Syariah, Ahmad Riawan Amin, mengakui kerja sama ini sangat berguna khususnya melonggarkan likuiditas ke depan. Sampai saat ini pembiayaan KPR BJB Syariah baru di angka 25 miliar.
Hal itu menurut dia bukan satu hal yang bisa dibanggakan. Hanya saja dengan bantuan SMF dalam hal sekuritisasi, ia berharap pembiayaan bisa bertumbuh sehat dan besar.
Dirut BJB Syariah, Ahmad Riawan Amin, mengatakan sejak didirikan pada 2010, Bank BJB Syariah terus meningkatkan layanan. Selain itu juga penetrasi agar bisa tumbuh optimal.
Kinerja BJB Syariah terkini juga terbilang mengesankan. Pada awal berdiri, aset BJB Syariah sebesar Rp 1,18 triliun dan saat ini naik menjadi Rp 4,34 triliun. Artinya selama tiga tahun tumbuh 268,5 persen.
Sedangkan pembiayaan juga melonjak selama tiga tahun dari Rp 719 miliar menjadi Rp 3,62 triliun atau naik 403,7 persen. Sementara dana pihak ketiga naik menjadi 3,05 triliun dari Rp 892 miliar atau tumbuh 242,3 persen. 2013, aset yang ditargetkan tumbuh 43,60 persen atau menjadi Rp 6,09 triliun hingga akhir tahun. Kemudian pembiayaan naik 57,7 persen menjadi Rp 4,67 triliun. Selanjurnya DPK meningkat 61,7 persen menjadi Rp 4,81 triliun.
BJB syariah dalam hal pengembangan produk terus melakukan inovasi. Saat ini untuk mempermudah akses masyarakat terhadap perbankan syariah. BJB meluncurkan 'layanan 3 in 1 Maslahah'.
Program tersebut adalah jemput maslahah, card maslahah dan mobile maslahah. Melalui layanan ini calon nasabah akan menikmati bermacam kemudahan dalam pembukaan rekening.