EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Indonesia (INSA) menyoroti industri pelayaran di Tanah Air yang dinilai menderita kerugian hingga miliaran rupiah akibat cuaca buruk yang berdampak kepada terhentinya pelayaran di berbagai daerah.
"Industri pelayaran nasional diperkirakan menanggung kerugian hingga miliaran rupiah menyusul gelombang tinggi di berbagai perairan di Indonesia dalam beberapa hari terakhir," kata Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto, Senin.
Carmelita mengemukakan, hingga saat ini di perairan di Laut Jawa, Selatan Jawa, Selat Karimata, Laut Banda dan Arafura masih dilanda terjadi gelombang tinggi sehingga mengganggu kegiatan pelayaran.
Ia juga menyatakan, pihaknya mematuhi maklumat yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan untuk melarang pelayaran guna mencegah peristiwa yang tidak diinginkan.
"Kami patuh kepada maklumat tersebut dan berlayar sesuai surat izin dari syahbandar," ujarnya.
Ketua Umum INSA juga menjelaskan, kondisi tersebut berdampak terhadap kerugian yang diderita lebih dari 12.000 unit kapal niaga nasional ditambah dengan sekitar 200 kapal penyeberangan dan 3.000 kapal pelayaran rakyat akibat cuaca buruk yang dialami di berbagai kawasan perairan tersebut.
Menurut dia, nilai kerugian yang mencapai miliaran rupiah itu masih belum termasuk efek dari kenaikan harga-harga akibat distribusi logistik yang terhambat.
Selain itu, Carmelita juga menyorot menurunnya jumlah produksi industri dan pertanian sehingga berdampak pula terhadap pasokan bagi masyarakat.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Bobby R Mamahit mengatakan pihaknya telah memerintahkan Syahbandar di seluruh pelabuhan untuk berlaku selektif terkait pemberian surat perizinan berlayar (SPB) pada saat cuaca ekstrim seperti sekarang ini.
Kemenhub, menurut Bobby, juga akan menindak tegas terhadap setiap kapal yang melakukan pelayaran di saat kondisi dalam cuaca ekstrim.
"Kami sangat tegas dan selektif terkait pemberian izin belayar," ujarnya.