EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) menggenjot kenaikan produksi pupuk tahun ini. Salah satu caranya dengan mengambil alih aset PT Kaltim Pasifik Amoniak (KPA).
PKT merupakan anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) atau PIHC. Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (PIHC) Arifin Tasrif mengatakan pihaknya tengah berupaya menigkatkan kapasitas produksi pupuk urea sambil mengembangkan industri petrokimia. Hadirnya pabrik amoniak akan menambah nilai strategis untuk upaya ini.
Aset pabrik amoniak beserta fasilitas pendukungnya sendiri senilai 109 juta dolar AS. Dengan pengambil alihan aset, maka kapasitas produksi PKT diprediksi bertambah sebanyak 660 ribu ton per tahun. Total kapasitas produksi amoniak PKT menjadi 2,51 juta ton per tahun.
"Pabrik baru ini akan membuka perluang untuk peningkatan pendapatan melalui penjualan amonial maupun sebagai basis untuk pengembangan industri kimia lain," ujar Direktur Utama PKT, Aas Asikin Idat, Kamis (13/3).
Kapasitas produksi amoniak KPA mencapai 660 ribu ton per tahun. Perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran amoniak ini didirikan tahun 1997 dengan skema Build on tranfer (BOT) dengan PKT. Berdasarkan perjanjian tersebut, aset KPA dapat dialihkan kepada PKT lebih awal pada saat KPA mencapai target cash flow yang telah ditetapkan. Semula cash flow ditargetkan terjadi tahun 2018.
Kapasitas produksi PKT mencapai 2,98 juta ton urea dan 1,85 juta ton amoniak serta 350 ribu ton NPk. Lokasi pabrik PKT di Bontang, Kalimantan Timur memiliki pelabuhan khusus dan kawasan industri dnegan fasilitas lengkap.
Penandatanganan pengalihan aset akan berlangsung esok hari, Jumat (14/3). Acara ini akan dihadiri oleg Dirut PKT, Aas Asikin Idat dan President Director KPA, Tasushi Hori. Menteri BUMN Dahlan IOskand an Dirut PT. Pupuk Indonesia (PIHC) Arifin Tasrif selaku pemegang saham juga dijadwalkan hadir dalam acara ini.
Pada kesempatan yang sama, PKT juga akan menandatangani offtake agreement antara PKT dengan Mitsui & Co.Ltd.Dalam perjanjian tersebut Mitsui akan melakukan offtake atau pemebelian hasil produksi pabrik eks KPA sebesar 60 persen dari produksi aktual untuk pasar ekspor. Mitsui & Co memiliki 75 persen saham perusahaan PT. KPA. Sedangkan 25 persen saham lainnya dimiliki oleh Toyota Tsusho Japan.