EKBIS.CO, SINGAPURA -- Maskapai penerbangan Tiger Airways Holdings Ltd menyatakan pemesanan 37 unit pesawat dari Airbus Group NV. Perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Singapore Airlines Ltd ini juga membatalkan sejumlah pemesanan dan menggantinya dengan pesawat yang lebih ramah bahan bakar.
Tiger Airways telah memesan A320 neo senilai 3,8 miliar dolar AS. Pesawat akan dikirimkan dalam rentang waktu 2018 sampai 2025.
Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Singapura, Senin (24/3), maskapai ini menyatakan telah membatalkan pemesanan sembilan A320 yang didukung oleh mesin Pratt and Whitney. Model ini dinilai lebih boros ketimbang pesawat baru.
Dengan pembatalan ini, Tiger Airways dapat berhemat avtur sampai 31 juta dolar AS per tahun. Pembatalan ini diganti dengan unit yang lebih hemat bahan bakar.
Maskapai penerbangan saat ini sedang menghadapi dilema di tengah tingginya pertumbuhan industri. Di satu sisi, permintaan akan penerbangan berbiaya murah meningkat signifikan di tengah pertumbuhan masyarakat kelas menengah. Sehingga, perusahaan penerbangan perlu menambah armada untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Di sisi lain, harga avtur yang semakin meningkat membuat perusahaan perlu melakukan efisiensi, terutama maskapai penerbangan berbiaya murah.
"Roket pertumbuhan industri penerbangan secara jangka panjang adalah kombinasi tingginya jumlah penumpang dan pertumbuhan masyarakat kelas menengah yang cepat," ujar analis Maybank Investment Bank Bhd, Mohshin Aziz, seperti dilansir Bloomberg, Senin (24/3).
A320 Neo merupakan versi terbaru yang ditawarkan perusahaan asal Perancis, Airbus. Neo memberikan kelebihan berupa pemakaian bahan bakar yang lebih efisien sehingga maskapai dapat menghemat lebih banyak uang untuk avtur.
Sepanjang tahun lalu, Airbus telah menerima 1.253 kontrak pemesanan yang didominasi oleh A320. Sebanyak 876 unit diantaranya adalah A320 Neo. Situs resmi Airbus menyatakan, lebih dari 2.600 pesanan datang dari 50 perusahaan di seluruh dunia.
Saham Tiger Air di bursa Singapura meningkat 1,2 persen menjadi 41 sen Singapura. Sebelumnya, saham perseroan sudah anjlok 20 persen sejak pembukaan awal tahun.