Selasa 25 Mar 2014 20:01 WIB

2013, Asuransi Syariah Tumbuh Landai

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Julkifli Marbun
Asuransi syariah, ilustrasi
Asuransi syariah, ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan asuransi syariah di 2013 cenderung landai. Jika pada tahun 2012 aset asuransi syariah berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan bisa tumbuh hingga 44 persen sementara tahun ini hanya di angka 25 persen.

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Shafie Zein, menyatakan pertumbuhan di 2013 memang cenderung landai. Atau, tutur dia dengan kata lain tak menukik tajam seperti tahun sebelumnya.

Hanya saja, angka pertumbuhannya masih lebih tinggi dibandingkan industri syariah secara umum. Terkait 2014, ia optimis pertumbuhan bisa jauh lebih baik dari tahun kemarin.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan di awal Maret 2014. Perusahaan Asuransi bertambah dari 45 perusahaan dengan jumlah aset Rp 13,239 triliun. Sementara akhir 2013 bertambah menjadi 49 perusahaan dengan aset mencapai Rp 16,661 triliun dengan pertumbuhan 25,85 persen.

Sementara Asuransi jiwa berjumlah 20 dengan aset Rp 10 triliun, dengan peningkatan Rp 12,79 triliun atau tumbuh 27,72 persen. untuk asuransi umum dan kerugian yang awalnya berjumlah 22 dengan aset Rp 2,6 triliun bertambah empat menjadi 26 perusahaan dengan aset akhir tahun 3,13 triliun atau meningkat 19 persen.

Sedangkan reasuransi hanya berjumlah tiga perusahaan dengan pertumbuhan aset dari Rp 592 miliar menjadi Rp 738 miliar atau tumbuh 24,6 persen. Secara khusus aset perusahaan asuransi jiwa meningkat 25,4 persen dari Rp 13,213 triliun menjadi 16,564 triliun. Premi bruto dari Rp 8,8 triliun meningkat 24,9 persen dari Rp 7,1 triliun.

Untuk investasi angkanya tumbuh Rp 14,29 triliun dari Rp 11,302 triliun atau meningkat 26,5 persen. Satu hal yang menjadi perhatian pertumbuhan baik aset, premi bruto dan investasi tak sebesar di 2012 yang rata-rata di atas 40 persen.

Sementara klaim malah tumbuh pesat dari Rp 1,7 triliun menjadi Rp 2,5 triliun atau meningkat 40,7 persen.

Data terpisah adalah asuransi kerugian dan reasuransi yang asetnya meningkat 18 persen  dari Rp 3,1 triliun menjadi Rp 3,772 triliun. Angka ini meningkat 18 persen dari tahun 2012. Padahal di 2012 pertumbuhannya meningkat 67 persen.

Sementara premi bruto malah minus 1,5 persen dari Rp 1,745 triliun menjadi Rp 1,719 triliun. Investasi dua lembaga tersebut hanya meningkat 24,5 persen dari Rp 2,75 triliun dari Rp 2,215 triliun. Padahal di 2012 tumbuh 75 persen dari tahun 2011 hanya Rp 997 miliar. Sama seperti asuransi jiwa klaim tumbuh pesat dari 523 miliar menjadi 815 miliar atau meningkat 62,5 persen. Padahal tahun sebelumnya hanya 37,5 persen.

Data lainnya adalah perusahaan pembiayaan meningkat yang awalnya 35 perusahaan dengan aset Rp 22,664 triliun menjadi 44 perusahaan dengan aset Rp 24,639 triliun atau meningkat 8,7 persen.

Perusahaan penjaminan tak bertambah hanya berjumlah dua namun asetnya tumbuh dari 100 miliar menjadi 103 miliar. Sedangkan perusahaan ventura asetnya meningkat pesat dari 218 miliar menjadi 311 miliar yang artinya meningkat 42,6 persen.

Total lembaga keuangan syariah non bank tumbuh dari 86 perusahaan dengan jumlah aset 36,221 triliun meningkat menjadi 99 perusahaan dengan aset 41,714 triliun atau meningkat 15,17 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement