EKBIS.CO, JAKARTA -- Meskipun pertumbuhan perbankan syariah sepanjang 2013 mengalami perlambatan, pelaku industri masih optimistis tahun ini pertumbuhannya tetap lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional. Perbankan syariah diproyeksikan masih tumbuh di atas 20 persen.
"Proyeksi otoritas tidak begitu rendah, masih 25-35 persen," ujar Direktur Utama Bank Mega Syariah Benny Witjaksono, Rabu (2/4).
Bank Mega Syariah sendiri masih tetap optimistis tahun ini tumbuh 15 persen. Pertumbuhan ini relatif stabil bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ia menilai meskipun tahun ini tantangannya masih sama dengan tahun sebelumnya, perbankan syariah masih mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan konvensional.
Hal senada diungkapkan Direktur BNI Syariah Imam T Saptono. Menurutnya, industri syariah masih mampu tumbuh di atas rata-rata industri konvensional yang hanya 15-17 persen.
Sepanjang tahun lalu, pembiayaan perbankan syariah hanya tumbuh 24,82 persen menjadi Rp 184,12 triliun. Persentase pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan sepanjang 2012 yang mencapai 43,69 persen.
Perlambatan terjadi karena ketatnya likuiditas perbankan syariah. Masalah kecukupan modal juga menghambat pertumbuhan kinerja perbankan syariah. Hal ini pula yang akan menjadi faktor penghambat pertumbuhan tahun ini. BNI Syariah optimistis masih mampu tumbuh di kisaran 30 persen.
Otoritas perbankan memproyeksikan pertumbuhan perbankan syariah dalam tiga kategori, yaitu pesimistis, moderat, dan optimistis. Target pesimistis aset perbankan syariah di akhir 2014 sebesar Rp 255,2 triliun dengan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 209,66 triliun dan pembiayaan Rp 216,72 triliun.
Dalam skenario moderat, aset ditargetkan sebesar Rp283,57 triliun, DPK Rp 220,69 triliun dan pembiayaan Rp 228,13 triliun. Sedangkan skenario optimistis otoritas menargetkan total aset sebesar Rp 311,92 triliun, DPK Rp 232,82 triliun dan pembiayaan Rp 239,54 triliun.