EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) berupaya menjaga pertumbuhan agar kerugian terus dapat diperkecil. Tahun ini, penyedia layanan telekomunikasi Esia ini memproyeksikan pertumbuhan layanan data sebesar 20 persen.
Pertumbuhan layanan data ini dipatok masih sama seperti tahun sebelumnya. Average revenue per user (ARPU) layanan data sepanjang 2013 mencapai Rp 55 ribu per pelanggan. "Kami mau jaga di jumlah itu karena layanan ini berkontribusi terbesar pada pendapatan," kata Direktur Utama Bakrie Telecom Jastiro Abi, Kamis (3/4).
Selama dua tahun belakangan perseroan melakukan revitalisasi sehingga kinerja mengalami penurunan. Sepanjang 2013, perseroan masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 2,6 triliun. Namun, kerugian ini berhasil ditekan bila dibandingkan sepanjang 2012 yang mencapai Rp 3,13 triliun.
Abi mengaku tren perseroan saat ini mengalami pertumbuhan. Hanya karena masih mengalami rugi cukup besar, tren tersebut tidak begitu terlihat. Kerugian terbesar perseroan berasal dari rugi selisih kurs yang meningkat signifikan, yaitu dari Rp 310,17 miliar pada 2012 menjadi Rp 1,885 triliun. "Kalau tidak ada rugi kurs mungkin kami bisa menekan rugi lebih kecil lagi," ujar Abi.
Meskipun masih mengalami rugi, Bakrie Telecom untuk pertama kalinya mengalami laba usaha, yaitu sebesar Rp 3,61 miliar dibandingkan 2012 yang rugi Rp 500,37 miliar.
Pendapatan usaha perseroan turun dari Rp 2,97 triliun pada 2012 menjadi Rp 2,43 triliun pada akhir 2013. Pendapatan terdiri dari jasa telekomunikasi sebesar Rp 2,19 triliun dan sisanya jasa interkoneksi.
Tahun ini, perseroan tidak berharap mendapatkan untung. Pasalnya perseroan masih fokus pada revitalisasi. Selain itu, perseroan juga akan fokus terhadap pertumbuhan pelanggan. Bakrie Telecom menargetkan penambahan satu juta pelanggan. "Tahun lalu sudah sampai 12 juta pelangan," kata Abi.