Kamis 10 Apr 2014 10:03 WIB

Harga Minyak Dunia Naik Didorong Kekhawatiran Krisis Ukraina

Red: Julkifli Marbun
Harga Minyak Naik (Ilustrasi)
Foto: Mentalfluss Blogspot
Harga Minyak Naik (Ilustrasi)

EKBIS.CO, NEW YORK -- Harga minyak dunia naik pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena para pedagang khawatir tentang potensi gangguan pasokan yang melintas melalui Ukraina dan lebih banyak sanksi terhadap Rusia.

Harga minyak juga naik setelah laporan persediaan AS menunjukkan permintaan bensin kuat serta skeptisme tentang kembalinya secara penuh ekspor minyak dari Libya.

Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 1,04 dolar AS menjadi ditutup pada 103,60 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei bertambah 31 sen menjadi menetap pada 107,98 dolar AS per barel di perdagangan London.

Krisis Ukraina meningkat setelah para militan menduduki gedung-gedung pemerintah di beberapa kota di Ukraina timur. Ketidakpastian Ukraina menimbulkan ancaman besar bagi pasar minyak.

Rusia adalah pemasok penting minyak dan gas alam ke Eropa, dengan lebih dari 70 persen minyak mentah dan gasnya diekspor ke Eropa melewati Ukraina. Rusia memproduksi lebih dari 10 juta barel minyak mentah per hari pada Januari, dan merupakan produsen gas alam terbesar kedua di dunia.

Harga minyak naik meskipun Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan persediaan minyak mentahnya meningkat empat juta barel menjadi 384,1 juta barel untuk pekan yang berakhir 4 April, jauh di atas perkiraan 1,0 juta oleh para analis yang disurvei oleh Wall Street Journal.

Namun persediaan bahan bakar turun 5,2 juta barel menjadi 210,4 juta barel pada pekan lalu, lebih besar daripada penurunan 700.000 barel yang telah diproyeksikan. Penurunan ini membantu pasar secara keseluruhan karena mengisyaratkan permintaan bensin meningkat.

"Kami dengan pasti melihat permintaan minyak meningkat," kata Carl Larry, seorang analis Oil Outlooks and Opinions.

Larry mengatakan risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve AS pada Maret juga menunjukkan bahwa Fed tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga acuannya.

"Kami akan memiliki kebijakan moneter lunak ini untuk beberapa waktu dan itu akan memberikan konsumen dan produsen komersial kesempatan untuk terus berkembang dan akan meningkatkan permintaan minyak," kata Larry.

Analis juga mengambil pandangan hati-hati pada kesepakatan akhir pekan antara pemberontak di bagian timur Libya dengan pemerintah pusat untuk menyelesaikan blokade terminal ekspor minyak yang telah berlangsung sembilan bulan.

Berdasarkan kesepakatan yang dicapai pada Minggu (6/4), pemberontak akan menyerahkan dua dari empat terminal di Libya timur yang mereka kendalikan pada minggu ini dan akan menyerahkan dua terminal lainnya dalam waktu dua sampai empat minggu setelah negosiasi berhasil diselesaikan.

Pemberontak pada Rabu menyerahkan kontrol dari terminal Al-Hariga, memungkinkan ekspor dimulai kembali secepatnya pada Minggu (13/4).

Tetapi Tim Evans, spesialis energi berjangka di Citi Futures, mengatakan pasar minyak memandang kemajuan Libya sebagai "tidak meyakinkan", sebagian karena transisi kontrol penuh dari semua pelabuhan masih belum selesai.

Harga minyak mentah juga mendapat beberapa dukungan dari pasar ekuitas. Saham AS terus menguat pada Rabu, karena laba raksasa aluminium Alcoa yang lebih baik dari perkiraan mendorong sentimen pasar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement