EKBIS.CO, JAKARTA -- Standard & Poor's (S&P) melakukan afirmasi Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BB+ atau stable outlook.
Dalam siaran persnya, Senin (28/4), dijelaskan kondisi fiskal dan struktur utang yang sehat serta prospek pertumbuhan yang cukup kuat merupakan faktor kunci yang mendukung afirmasi sovereign credit rating Indonesia.
Di sisi lain, kondisi kelembagaan yang relatif lemah, PDB per kapita yang rendah dan kerentanan eksternal merupakan faktor-faktor yang menjadi risiko bagi Sovereign Credit Rating Indonesia.
Standard & Poor`s juga berkeyakinan kebijakan ekonomi Indonesia yang berkesinambungan akan tetap terjaga pasca pemilihan presiden pada bulan Juli 2014.
Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo menyatakan afirmasi peringkat dari Standard & Poor’s merupakan pengakuan atas komitmen Indonesia dalam menempatkan stabilitas sebagai prioritas di tengah kondisi ekonomi global yang masih dipenuhi ketidakpastian.
"Terjaganya fundamental makroekonomi dan respons kebijakan otoritas perekonomian telah menjadi perhatian Standard & Poor’s," kata Agus.
Pada tahun lalu, Bank Indonesia telah melakukan respons kebijakan melalui bauran kebijakan yang terdiri dari kebijakan kenaikan suku bunga, kebijakan nilai tukar yang lebih fleksibel dan sesuai dengan faktor fundamentalnya.
Juga, kebijakan pendalaman pasar keuangan, kebijakan makroprudensial, koordinasi kebijakan dengan pemerintah, termasuk kerjasama dengan bank sentral lainnya, dan penguatan strategi komunikasi.
Ke depan, kata Agus, Bank Indonesia akan tetap menjaga komitmen dalam mengawal perekonomian dan sistem keuangan dengan tetap mengadopsi kebijakan yang konsisten, upaya pendalaman pasar keuangan, dan terus melakukan penguatan strategi komunikasi.
