EKBIS.CO, JAKARTA -- Era globalisasi membuat persaingan usaha semakin kompetitif. Terlebih ketika akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015 mendatang. Dalam upaya meningkatkan ekspor, Kementerian Perdagangan RI melakukan kolaborasi dengan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI).
"Mengembangkan ekspor salah satu langkah berkompetisi," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan RI Nus Nuzulia Ishak, Rabu (14/5).
Nus mengatakan, Indonesia tidak hanya akan menghadapi MEA tetapi juga Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Dalam RCEP ASEAN bersama dengan enam negara mitra yang memiliki G DP sama, yakni sekitar 23 triliun dolar AS.
Sementara target konsumen ada sekitar 3,5 miliar orang. Hal ini perlu diantisipasi. Sehingga mengembangkan ekspor produk nasional menjadi salah satu cara dalam menghadapi situasi tersebut. Kerja sama tersebut berbentuk pengembangan produk, tenaga kerja, hingga informasi dalam meningkatkan mitra ekspor.
Indonesia memiliki keuntungan saat ini. Angin segar sudah datang dari perekonomian dunia yang mulai membaik. Perbaikan ekonomi dunia terlihat dari indikasi Bank Dunia dengan indikator proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 3,2 persen (yoy) tahun ini.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang mencapai 2,4 persen. Sementara itu Kementerian Perdagangan RI menargetkan ekspor Indonesia bisa tumbuh 4,1 persen di tahun ini.
Dengan pencapaian nilai sebesar 190 miliar dolar AS. Ekspor non migas juga tumbuh sekitar 5,5 sampai 6,5 persen dibandingkan tahun lalu dengan nilai 158 sampai 159 miliar dolar AS.
Kolaborasi antara Kemendag dengan pelaku usaha diharapkan bisa menjadi kemitraan yang strategis. Maka diperlukan peran aktif dari beberapa stakeholder dalam pelaksanaannya. berdasarkan pertumbuhan produk ekspor yang terbagi dalam kategori produk utama (main products), produk prospektif (prospective products), dan produk nonmigas lainnya.