Ahad 01 Jun 2014 18:00 WIB

IMF Ingatkan RI Adanya Jebakan Pendapatan Kelas Menangah

Rep: Elba Damhuri/ Red: Nidia Zuraya
Dana Moneter Internasional (IMF)
Foto: www.topnews.in
Dana Moneter Internasional (IMF)

EKBIS.CO, WASHINGTON -- Indonesia pernah mengalami dampak hebat atas jebakan pendapatan kelas menengah pada krisis 1998. Dana Moneter Internasional (IMF) mengingatkan Indonesia dan negara-negara Asia lainnya untuk tidak main-main atas fenomena jebakan pendapatan kelas menengah yang saat ini tumbuh signifian.

Direktur IMF untuk Asia Changyong Rhee mengatakan jebakan pendapatan ini berdampak pada tidak bekerjanya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Jebakan ini, kata dia, bisa dilihat dari makin tingginya Rasio Gini di Asia yang tumbuh dua kali lipat.

"Rasio Gini di Asia sudah menembus angka 0,4," kata Rhee seperti dikutip situs IMF, Ahad (1/6). Rasio Gini merupakan metode membandingkan ketimpangan sebuah negara, yang dihitung mulai dari 0-1.

Rasio Gini di atas 0,4 dinilai menunjukkan ketimpangan yang berbahaya, terutama kesenjangan kemiskinan dan pendapatan. Rasio Gini Indonesia sudah di atas 0,4.

Pertumbuhan ekonomi yang tidak berkelanjutan, kata Rhee, berdampak kepada kelompok menengah, dibandingkan dengan kelompok miskin dan atas sekalipun. Pada krisis 1998, misalnya, sebanyak 50 persen lebih kelompok pendapatan menengah terkena dampak hebatnya.

IMF memberikan sejumlah cara untuk keluar dari jebakan kelas menengah ini. Pemegang kebijakan dan pemimpin negara, kata IMF, harus membuat kebijakan moneter dan ekonomi makro yang efektif melawan ledakan siklus ekonomi. Pembangunan infrastruktur dan memajukan pendidikan, jelas IMF, juga memegang peranan penting.

Memang, Rhee mengatakan secara umum jebakan pendapatan kelas menengah di Asia masih kecil dibandingkan dengan di Amerika Latin dan Afrika. Namun, dari sisi pertumbuhan, Asia mencatat angka tertinggi dibandingkan kedua benua itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement