EKBIS.CO, PEKANBARU -- Bank Indonesia menyatakan kinerja perbankan syariah di Provinsi Riau menunjukkan kondisi cukup baik pada triwulan I-2014 dilihat dari pertumbuhan aset dan pangsa pasar yang mengalami peningkatan.
Berdasarkan data BI Wilayah Riau di Pekanbaru, Senin, aset bank umum syariah pada triwulan I tahun ini mencapai Rp5,12 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen, jika dibandingkan kondisi pada akhir tahun 2013.
"Perkembangan bank umum syariah cukup baik kinerjanya pada awal tahun ini, meski ada beberapa hal yang masih harus ditingkatkan performanya," kata Kepala Perwakilan BI Riau, Mahdi Muhamad.
Ia mengatakan pangsa aset bank umum syariah Riau terhadap total aset bank umum tercatat sebesar 6,99 persen. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-2013, yaitu 6,56 persen.
Ia mengatakan, yang perlu ditingkatkan dari kinerja bank syariah adalah dari sisi fungsi intermediasi dimana mengalami penurunan "financing to deposit ratio" (FDR) dari 90,34 persen menjadi 87,03 persen.
"Fungsi intermediasi bank umum syariah tercatat menurun rasio FDR dari 90,34 persen menjadi 87,03 persen," terang Mahdi Muhammad.
Sedangkan, risiko kredit bermasalah (non performing financing/NPF) bank syariah tercatat masih rendah, yakni sebesar 2,34 persen. Tingkat NPF justru turun cukup jauh dibandingkan dengan akhir 2013 yang mencapai 4,01 persen.
Menurut dia, kinerja bank umum syariah malah lebih baik dibandingkan bank umum konvensional yang mengalami perlambatan pertumbuhan dari jumlah kredit dan pendanaan. Meski begitu, bank konvensional masih mampu menyalurkan 37,32 persen dari total kreditnya untuk kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Ia menambahkan Intermediasi bank umum di Riau pada Maret 2014 tercatat cukup tinggi, terlihat dari posisi "loan to deposit ratio" (LDR) yaitu sebesar 89,02 persen. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang tercatat sebesar 87,79 persen.