EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat, konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi selama semester pertama 2014 mencapai 22,9 juta kiloliter (kl).
Kepala BPH Migas Andy N Sommeng di Jakarta, Senin (14/7) mengatakan volume konsumsi tersebut sekitar 49,8 persen dari kuota APBN Perubahan 2014 yang ditetapkan sebesar 46 juta kl. "Kami akan lakukan upaya-upaya pengawasan agar kuota BBM sesuai target sebesar 46 juta kiloliter," ujarnya.
Menurut dia, realisasi konsumsi BBM subsidi selama enam bulan pertama 2014 tersebut terdiri atas premium 14,44 juta kl, minyak tanah 0,46 juta kl, dan solar sebesar delapan juta kl. Sejumlah upaya pengendalian yang dilakukan antara lain pengurangan mulut keran (nozzle) BBM subsidi di SPBU kota-kota besar.
Pengurangan nozzle akan dimulai di wilayah Jakarta Pusat dan selanjutnya meluas ke kota-kota lain. Langkah pengendalian lainnya adalah pembatasan kendaraan truk dan bus wisata tidak memakai solar subsidi serta taksi mewah tidak memakai premium bersubsidi. BPH Migas akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk pelaksanaan pengendalian pemakaian BBM subsidi tersebut.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro juga pernah mengatakan, pemerintah akan melakukan pengendalian pemakaian BBM subsidi. Menurut dia, angka 46 juta kl merupakan kesepakatan dengan DPR, sehingga mau tidak mau harus dilaksanakan melalui pengendalian pemakaiannya.