EKBIS.CO, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan mengatakan menjelang Semester Pertama tahun ini, pangsa pasar syariah mendekati lima persen. Hanya saja, perbankan syariah perlu berhati-hati dan fokus pada kualitas pembiayaan.
Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan, Edy Setiadi menyatakan hingga Mei 2014, pangsa pasar syariah telah mencapai 4,92 persen. Hanya saja angka ini belum stabil dan diperkirakan hingga akhir tahun belum bisa mencapai tujuh persen.
Penyebabnya, tutur dia, perbankan syariah masih terkendala oleh modal yang belum bertambah terlalu besar. Selain itu masih ada bank syariah yang harus melakukan perbaikan kualitas pembiayaan.
Secara umum, fokus bank syariah saat ini lebih kepada perbaikan bukan kepada ekspansi pembiayaan. Belum lagi masih ada tantangan di depan berupa kualitas SDM dan Good Corporate Governance.
Serta IT yg baik dan untuk tetap tumbuh secara hati-hati di tengah ketatnya likuiditas . ''Bank syariah juga harus menangkap peluang tumbuhnya kelompok masyarakat pendptan menengah,'' kata Edy kepada Republika Online, Ahad (10/8).
Pada awal tahun, ia mengatakan perbankan syariah memiliki harapan untuk mengalami peningkatan pangsa pasar. Sementara hingga pertengahan Desember 2013, pangsa pasar syariah hanya sampai di level 4,8 persen.
Peningkatan ini menurut Edy terjadi karena kehadiran dua pemain baru di industri perbankan syariah. Hingga kini baru Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) yang mengonversi anak usahanya menjadi BTPN Syariah.
Ketika itu Edy juga yakin peningkatan pangsa pasar juga ditopang peralihan dana haji ke perbankan syariah. Hingga awal Agustus baru BNI Syariah yang mengumumkan induk mereka, BNI telah selesai mengucurkan dana senilai Rp 2,2 triliun.