EKBIS.CO, CILEGON -- PT Krakatau Steek (Persero) Tbk memperluas kepemilikan lahan dengan membeli 100 hektare lahan baru di wilayah Banten.
Direktur Utama Irvan Kamal Hakim menuturkan, sedang menambah kepemilikan lahan perusahaan yang ditargetkan mencapai seribu hektare.
Sampai saat ini KS berhasil membeli seratus hektare lahan dan akan segera bertambah dua ratus hektare hingga akhir tahun ini. Sehingga, penambahan lahan KS seluas 300 hektare pada 2014.
Permintaan baja selama 10 tahun terakhir berkisar antara 8-12 persen per tahun. Sampai saat ini pangsa pasar KS sebesar 43 persen dari total industri baja nasional.
Irvan membandingkan, angka ini lebih besar daripada pangsa pasar Nippon Steel di Jepang dan Posco di Korea Selatan yang berkisar antara 20-30 persen. "KS ingin mengembalikan pangsa pasar sebelumnya yang pernah mencapai 53 persen," terangnya di Cilegon, Selasa (7/10).
Ia menambahkan, KS telah menginvestasikan enam miliar dolar AS untuk mewujudkan proyek yang terintegrasi dari hulu dan hilir. Jika industri baja tidak terintegrasi maka sektor ini akan lemah dan harganya akan mudah dimainkan oleh negara lain.
KS melakukan berbagai inisiatif investasi guna mendorong kinerja perusahaan. Melalui 11 anak perusahaannya, KS menggenjot penerimaan perusahaan.
Rencananya dalam lima tahun ke depan laba KS bertumpu pada industri non-baja. Pada 2011 sumbangan industri non-baja terhadap laba KS grup sebesar 11 persen. "Tapi tetap mengutamakan industri baja," imbuhnya.
Bisnis utama non-baja yang disebut memberikan prospek cerah ke depan adalah PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) yang mengelola pelabuhan bongkar muat. Kapasitas tambahan dengan dioperasikannya pelabuhan ini sebesar 2,5 juta ton per tahun.
Irvan optimistis, anak perusahaan itu dapat memberikan keuntungan signifikan. Apalagi, pemerintahan Jokowi-JK mengemukakan konsep tol laut.
Menurut Irvan kebutuhan baja nasional mencapai 13 juta ton pada 2013. Namun diprediksi permintaan tahun ini kemungkinan turun karena situasi politik dalam negeri.
KS sendiri menargetkan peningkatan produksi baja dari 3,25 juta ton pada 2013 menjadi 7,15 juta ton pada 2015.