Selasa 28 Oct 2014 05:15 WIB

Menteri Pilihan Jokowi Ini Diragukan Kemampuannya

Red: Citra Listya Rini
Rini M Soemarmo
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Rini M Soemarmo

EKBIS.CO, JAKARTA  --  Pengamat dari BUMN Watch Naldy Nazar Haroen pesimistis Menteri BUMN Rini M Soemarno bisa menyelesaikan berbagai masalah di perusahaan milik negara yang sarat dengan tekanan-tekanan politik dan intervensi berbagai pihak.

"Dari rekam jejaknya, Rini Soemarno belum teruji menangani BUMN, masih diragukan. Butuh ekstra kerja keras membenahi BUMN," kata Naldy di Jakarta, Senin (27/10).

Menurut Naldy, di pundak Rini Soemarno dipertaruhkan keberlangsungan BUMN, bagaimana 120 perusahaan yang ada saat ini menjadi perusahaan sehat dan tidak membebani APBN. "Sudah saatnya BUMN-BUMN mencetak profit, tidak lagi seperti di masa lalu yang didominas perusahaan rugi," ujarnya.

Naldy menjelaskan total aset seluruh BUMN mencapai sekitar Rp 4.600 triliun, namun laba bersih sekitar Rp 160 triliun. Masih sangat minim atau kurang dari lima persen.

Naldy menjabarkan, dalam lima tahun ke depan sederet "pekerjaan rumah" yang harus dituntaskan Rini, mulai dari inefisiensi, pemisahan antara BUMN profit oriented dan BUMN penugasan, penggabungan (holding) BUMN.

Selama ini dari 120 BUMN hanya sekitar 17 perusahaan yang memiliki kinerja positif, selebihnya hanya pas-pasan bahkan masih ada yang merugi. "Banyak yang harus dibenahi. Butuh sosok menteri yang berani mengatakan tidak terhadap intervensi nonkorporasi," ujar Naldy.

Untuk itu, Naldy menyarankan Rini Soemarno dalam menjalankan tugasnya harus memiliki komunikasi yang baik dengan Menko Perekonomian Sofyan Djalil.

"Harus intens (komunikasi) agar tidak salah dalam pengambilan kebijakan BUMN. Selain juga koordinasi dengan menteri ekonomi lainnya terkait sektor-sektor yang sedang dibenahi," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement