EKBIS.CO, TOKYO--Terus tertekannya harga minyak dikhawatirkan jadi tanda pelemahan ekonomi global dan guncangan bagi negara penghasil minyak.
Secara umum, turunnya harga minyak dunia menguntungkan importir minyak seperti negara-negara Asia, Eropa dan Amerika Utara. Meski peluang dampak negatif tetap ada.
Kepala Analis Oil Price Information Service Tom Kloza memprediksi, harga minyak bumi masih akan turun lima hingga 10 dolar AS per barel sebelum akhirnya berhenti merosot.
''Ada semacam titik balik,'' kata Kloza seperti dikutip AP, Senin (1/12).
Bagi Jepang, meski harga minyak murah, APBN mereka tetap terkuras dengan lemahnya yen terhadap dolar. Pemerintah Jepang jadi serba sulit menghadapi turunnya harga minyak sementara mereka memiliki target mengakhiri deflasi.
Pada Juni lalu, harga bahan bakar di Tokyo 1,40 dolar AS per liter. Akhir pekan lalu menjadi 1,44 dolar AS per liter.
Sementara di Beijing, Cina, pemerintah memangkas harga minyak dari 1,35 dolar per liter menjadi 1,20 dolar per liter. Harga ini mengurangi tekanan sektor manufaktur dan UKM.
Di Indonesia, pemerintah menaikkan harga minyak setelah subsidi dikurangi. Warga turun ke jalan-jalan mengekspresikan protes.
Meski mengekspor minyak dalam jumlah kecil, turunnya harga minyak tetap terasa bagi Malaysia. Pemerintah juga memangkas subsidi bahan bakar.
Organisasi negara eksportir minyak (OPEC) sendiri masih memasang target produksi 30 juta barel minyak per hari. Mereka takut kehilangan pangsa pasar jika produksi diturunkan.
Apalagi produksi minyak AS meningkat, yang membuat permintaan makin lemah. Sebagai konsumen minyak bumi terbesar, turunnya permintaan dari AS membuat pasar minyak dunia kelebihan pasokan.
Analis Citibank mengungkapkan pasokan global sudah melebihi permintaan, sekitar 700 ribu barel per hari saat ini. Harga ini sudah merosot 38 persen setelah sempat menyentuh 107 dolar AS per barel pada Juni 2014 lalu.
Harga di US crude jatuh 7,54 dolar (10 persen) ke harga 66,15 dolar AS per barel hingga akhir pekan lalu. Acuan harga minyak internasional, Brent crude, juga turun tiga persen menjadi 70,15 dolar AS per barel.