Senin 01 Dec 2014 16:26 WIB

Menteri Susi Ingin Tetangga Langsung Beli Ikan Indonesia

Red: Erdy Nasrul
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menginginkan negara-negara tetangga membeli ikan langsung di pelabuhan-pelabuhan Indonesia, bukan melalui alih muatan kapal di laut.

"Kita mau mereka (negara-negara tetangga) membeli langsung dari kita," kata Susi Pudjiastuti di Jakarta, Senin.

Sebelumnya, pencurian ikan oleh asing di perairan Indonesia kerap terjadi. Kapal-kapal mereka tidak melabuhkannya di tempat pelelangan ikan milik Indonesia. Dengan adanya kebijakan moratorium dengan ditambahkan dengan larangan melakukan "transhipment" (alih muatan di tengah laut), kini Menteri Susi mendengar bahwa pasokan ikan ke sejumlah negara tetangga menjadi menipis yang berpengaruh juga kepada tingkat harga.

"Saya belum mendengar penurunan pasokannya seberapa banyak, tetapi saya dengar harga ikan di negara tetangga meningkat," katanya.

Menteri Kelautan dan Perikanan juga menambahkan, berdasarkan laporan yang diterima harga sejumlah jenis ikan mulai menurun di sejumlah daerah di Tanah Air. Di tempat terpisah, Wakil Ketua Umum Kelautan dan Perikanan Kadin Indonesia Yugi Prayanto mendorong pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat pengolahan hasil perikanan dunia, selaras dengan konsep Poros Maritim Dunia yang digaungkan Presiden Joko Widodo.

"Kami optimistis, dengan menjadikan Indonesia sebagai pusat pengolahan perikanan dunia, maka nilai ekspor nasional akan meningkat dari 4,1 miliar dolar AS pada 2013, menjadi 40 miliar dolar AS pada 2019," kata Yugi Prayanto.

Menurut Yugi, langkah menjadikan Indonesia sebagai pusat pengolahan perikanan dunia, harus dilakukan segera, mengingat potensi kelautan dan perikanan Indonesia yang sangat besar. Ia mengungkapkan terdapat beberapa langkah penting yang harus dilakukan pemerintah antara lain melakukan standarisasi semua produk perikanan dalam negeri sehingga sektor perikanan nasional bisa terdaftar secara resmi pada tingkat nasional dan internasional.

Selain itu, ujar dia, mulai melakukan prosesing perikanan dunia di Indonesia, berdasarkan standarisasi yang telah dimiliki. "Artinya, sama seperti dengan dibangunnya Starbucks dan McDonald di Indonesia, karena 'quality control'-nya sudah sama seperti di Amerika Serikat. Kita pun bisa bangun pusat pengolahan perikanan dunia di Indonesia," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement