EKBIS.CO, DUBAI -- Pasar dan respon negara-negara produsen akan menentukan harga minyak yang kini tengah melemah dalam beberapa bulan ke depan, demikian pernyataan resmi Uni Emirat Arab (UEA).
"OPEC bukan penentu harga. Pasar yang akan membentuk harga berdasarkan permintaan dan pasokan," kata Deputi Direktur Direktorat Pemasaran perusahaan minyak UEA Abu Dhabi National Oil Co (ADNOC), Mubarak al-Ketbi, seperti dikutip Reuters, Rabu (10/12).
Dalam rapat OPEC bulan lalu, mereka menolak mengurangi produksi meski anggota seperti Iran dan Venezuela menyarankan pemangkasan produksi sementara untuk kembali menaikkan harga.
Meningkatnya produksi minyak dari negara non OPEC seperti Rusia dan AS jadi salah satu sebab perjualan minyak OPEC tidak berubah, masih 30 juta barel per bulan.
"OPEC menghadapi kondisi yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Sulit jika hanya OPEC yang harus mendukung perbaikan harga. Ada Rusia dan AS yang membuat proses ini berdimensi tiga," kata kepada tim riset OPEC di Kementerian Minyak Iran, Mohammed Sadegh Memarian.
Sejak Juni, harga minyak di Brent Crude mencapai 65,33 dolar AS per barel. Ini merupakan harga terendah sejak September tahun lalu.
Memarian berharap harga minyak bisa kembali ke level 80 dolar per barel di kuartal ke tiga 2015 sehingga target penjualan OPEC di atas 30 juta barel per hari bisa dicapai tanpa harga 'perang'.
Awal pekan ini Kuwait memprediksi harga minyak akan bertahan di level 65 dolar per barel untuk enam tujuh bulan mendatang. OPEC sendiri memperkirakan harga minyak akan ada di kisaran 65-70 dolar per barel dalam beberapa bulan ini dan berharap harga minyak akan bisa kembali menyentuh 80 dolar per barel.