EKBIS.CO, JAKARTA - Indonesia tidak perlu takut menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Pemerintah bahkan optimistis Indonesia bisa menjadi pelaku, bukan sekadar menjadi pasar.
Pelaksana Tugas Asisten Deputi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Perekonomian, Rizal Edwin menjelaskan, Indonesia sudah melakukan berbagai persiapan penting menyambut pembentukan MEA. Bahkan, ia mengklaim Indonesia yang paling siap menghadapi MEA.
Buktinya, kata Rizal, hingga Agustus 2014, capaian cetak biru MEA Indonesia di tingkat nasional telah mencapai 85,5 persen. "Sementara scorecard rata-rata ASEAN dalam pencapaian MEA adalah 82,1 persen," kata Rizal berdasarkan rilis yang disampaikan Kementerian Luar Negeri saat menggelar acara bertajuk "Kesiapan Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Selasa (16/12).
Rizal menambahkan Indonesia sudah meratifikasi 115 perjanjian dari 138 perjanjian ekonomi ASEAN yang meliputi bidang perdagangan barang dan jasa serta investasi. Kini, Indonesia sedang meratifikasi 23 perjanjian terkait perdagangan jasa.
Tak hanya itu. Indonesia juga sudah menggalakkan 43 proyek infrastruktur dan logistik melalui program MP3EI, serta sistem logistik nasional. Ini termasuk pembangunan rel kereta api di lima pulau besar, serta sistem transportasi massal di enam kota terbesar di Indonesia.
“Pemerintah juga mendorong Maritime Connectivity (konektivitas maritim) melalui pembangunan tol laut dari kawasan barat hingga timur, dan meningkatkan kapasitas pelabuhan di seluruh pulau,” papar Rizal.
Selain itu, tambah Rizal, Kementerian Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Perdagangan telah menggandeng Kadin Indonesia untuk terus meningkatkan sosialisasi mengenai Masyarakat ASEAN kepada berbagai kalangan masyarakat. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai Masyarakat ASEAN, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Sosialisasi dilakukan dalam bentuk seminar tentang Masyarakat ASEAN ke berbagai daerah, kuliah umum ke berbagai kampus, penerbitan majalah, menggelar media briefing, serta membentuk Pusat Studi ASEAN di sejumlah universitas.