EKBIS.CO, KUALA LUMPUR - Malaysia tampaknya sangat serius untuk mengejar pasar perbankan syariah di 2015. CIMB Group Holding Bhd, RHB Capital Bhd dan Malaysia Building Society Bhd (MBSB) akan melakukan merger tahun depan.
Merger ini bukan tanpa alasan. Malaysia ingin menjadi pemimpin pasar dalam perbankan syariah. "Ini adalah pengembangan yang psitif dengan mendorong merger dan akuisisi," ujar CEO Maybank Islamic Muzaffar Hisham kepada Bernama, Senin (22/12).
Pada 10 Juli lalu, dikutip dari The Star, bank sentral Malaysia, Bank Negara memberikan lampu hijau untuk memulai diskusi untuk menggabungkan CIMB dan RHB serta meningkatkan pasar dengan MBSB. Presiden Asosiasi Perbankan Syariah Malaysia (AIBIM) Datuk Mohd Redza Shah Abdul Wahid mengatakan kondolidasi bank syariah ini dapat memicu konsolidasi industri lebih lanjut.
Penggabungan tiga bank ini akan menjadikan total aset senilai 629 miliar ringgit (Rp 2201 triliun). Aset yang dimiliki lebih tinggi dari aset Maybank Malaysia sebesar 583,4 miliar ringgit (Rp 2041 triliun). Berdasarkan analisa dari Bloomberg, penggabungan bank ini akan menikmati pangsa pasar sebesar 23 persen, lebih tinggi dibandingkan Malaysia yang memiliki pangsa 18 persen.
Namun, entitas gabungan ini masih lebih rendah dibandingkan dengan aset yang dimiliki DBS Grup Holding yang memiliki aset hingga 300 miliar dolar Singapura (Rp 2700 triliun). DBS juga masih menjadi bank terbesar di Asia Tenggara yang kapitalisasi pasarnya mencapai 45 miliar dolar Singapura (Rp 414 triliun).