EKBIS.CO, JAKARTA - Nilai tukar rupiah melemah ke level Rp 12.722 per dolar AS, Rabu (7/1). Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pelemahan rupiah ini dipengaruhi oleh terus anjloknya harga minyak dunia yang sekarang berada di level 52 dolar AS per barel.
Bambang mengatakan penurunan harga minyak secara otomatis membuat harga komoditas semakin turun. Dengan begitu, ujar dia, para investor menganggap Indonesia akan mengalami kesulitan. Karena sebagian besar ekspor Indonesia tergantung pada komoditas mentah.
"Jadi pasti ada sentimen negatif meskipun kita sudah membuat kebijakan lain (pencabutan subsidi premium). Ekonomi global menjadi tidak pasti karena harga minyak yang penurunannya terlalu tajam," kata Bambang di kantornya, Rabu (7/1).
Nilai tukar rupiah ini jauh lebih lemah dibanding asumsi yang akan diajukan pemerintah melalui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 yang sebesar Rp 12.200 per dolar AS. Bambang mengatakan belum akan mengubah asumsi itu dengan penguatan dolar saat ini.
"Selain penurunan harga minyak, ini terjadi karena pengaruh eksternal dari kejadian di eropa yang menciptakan ketidakpastian ekonomi global," ujar dia.