EKBIS.CO, JAKARTA -- Minimnya stok elpiji 3 kg di berbagai daerah, disebut tidak ada kaitannya dengan masalah pasokan. Menurut Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mudakir, salah satu penyebab tersebut yaitu karena adanya libur natal yang membuat permintaan atas LPG 3 kg meningkat.
"Beberapa kondisi yang sifatnya kasuistis seperti yang tejadi di Semarang, Jawa Tengah lebih disebabkan karena dampak liburan Natal dan tahun baru," kata Ali kepada ROL, Senin (12/1).
Guna mengatasi masalah itu, Pertamina melakukan berbagai antisipasi. Di antaranya melakukan ekstra dropping antara lima hingga tujuh persen di atas permintaan normal. Hanya saja, kekurangan masih terjadi di berbagai daerah karena jumlah permintaan yang sangat tinggi.
Ia mengklaim kondisi pasar di berbagai daerah yang sempat mengalami kekurangan stok sudah mulai kembali normal. "Sejauh ini kondisi pasarnya sudah mulai stabil kembali. Pertamina juga siap melakukan operasi pasar langsung kepada konsumen apabila dibutuhkan," ujarnya.
Gas melon di berbagai daerah dilaporkan mulai sulit dicari. Selain itu, di beberapa daerah, harga elpiji 3 kg melambung dari harga seharusnya. Di Yogyakarta misalnya, harga gas melon Rp 21 ribu per tabung untuk harga eceran.
Langkanya stok elpiji 3 kg juga dirasakan warga Bandar Lampung. Kosongnya pasokan gas melon membuat warga langsung menyerbu para penjual LPG 3 kg dan membuat harga di tingkat pengecer mencapai Rp 20 ribu per tabung.
Kekosongan stok tersebut memunculkan kekhawatiran kurangnya stok LPG 3 kg di berbagai daerah. Terlebih, banyaknya pengguna LPG 12 kg yang beralih menggunakan LPG 3 kg.
Hal tersebut menyusul kebijakan Pertamina untuk menaikkan harga LPG 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg. Harga baru tersebut mulai berlaku 1 Januari 2015 dari Rp 114.900 per tabung menjadi Rp 134.700 per tabung.