EKBIS.CO, JAKARTA — Kebijakan penutupan impor dalam bentuk apapun mesti dibarengi pertimbangan dan alasan yang jelas, tidak subyektif, dan tidak dilakukan dalam waktu yang mendadak kecuali dalam kasus-kasus tertentu. Termasuk dalam rencana penutupan impor untuk jeroan oleh pemerintah. Alasan karena jeroan menjadi makanan kucing dan anjing tidak bisa dijadikan alasan etis untuk menyetop impor.
“Kita sangat setuju ada penyetopan impor jeroan, tapi bukan dengan alasan emosional belaka,” kata Pakar Pangan sekaligus Direktur Studi Pertanian Universitas Padjajaran Ronnie Susman Natawidjaja kepada ROL pada Rabu (28/1).
Lagi pula, lanjut dia, ketika memutuskan untuk menutup jeroan impor, pemerintah harus dapat menjamin pasokan jeroan di Indonesia cukup di tengah permintaannya yang tinggi di bidang kuliner. Jika pemerintah belum siap penyediakan pasokan yang cukup untuk jeroan, maka impor tak perlu dilakukan sejak dini.
Sebab dikhawatirkan berdampak pada ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. “Harga jeroan dalam negeri akan naik karena permintaan banyak, dan kita belum bisa menyediakannya, dan harga jeroan yang naik akan berimbas pada kenaikan harga lainnya,” ujarnya.