EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan pemerintah tidak bisa langsung menurunkan harga solar di pasaran. Hal ini karena telah memutuskan revisi harga BBM dilakukan per satu bulan sekali.
"Pemerintah tetap melanjutkan harga sekarang (Rp 6500/liter) sampai pada waktunya ditinjau kembali," kata Sudirman dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (4/3).
Sudirman mengatakan revisi harga BBM per satu bulan sekali dilakukan untuk menjaga kredibilitas di masyarakat. Dengan begitu pasar tidak akan mudah bergejolak ketika perubahan harga terjadi. "Sehingga kebijakan direspon positif oleh pasar," ujarnya.
Pemerintah mengakui telah mendapat keuntungan sebesar Rp 300 dari harga jual solar Rp 6500/liter. Menurut Sudirman keuntungan itu dimanfaatkan pemerintah untuk membangun cadangan strategis operasional PT Pertamina dan untuk meningkatkan cadangan stok nasional yang tersisa 18 hari lagi. "Kami menyadari hitungannya kami sudah mendapat laba bersih," kata Sudirman.
Sementara itu Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menjelaskan hitung-hitungan penjualan harga minyak solar hari ini. Menurutnya mengacu patokan harga minyak mentah MOPS (Mean of Plats Singapura) saat ini, harga 25 Desember hingga 24 Januari 2015 adalah US 63,74 dolar per barel, dengan kurs Rp 12.507 per US dolar. Sehingga harga minyak Rp 5.138 per liter.
Dwi melanjutkan 40 persen produksi BBM berasal dari kilang minyak dalam negeri dengan ongkos produksi lebih mahal 12,5 persen. Sehingga dengan komponen ini harga minyak Rp 5.258 per liter, ditambah alpha Rp 6.258 per liter. Kemudian ditambah PPN 10% dan PBBKB (pajak bahan bakar kendaraan bermotor) 5% menjadi harga jual solar keekonomian Rp 7.194,6 per liter atau dibulatkan Rp 7.200/liter.
Lalu diberi subsidi Rp 1.000/liter, maka harga solar Rp 6.200/liter. Namun, walaupun harga solar hari ini Rp 6.200/liter, pemerintah belum mau menurunkan harga solar.
"Dengan pertimbangan Wakil Presiden dan diskusi dengan Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Menteri BUMN, pemerintah memilih untuk tetap menetapkan harga BBM saat ini Rp 6.400/liter. Artinya ada laba bersih (keuntungan) dari penjualan BBM saat ini," kata Dwi.