EKBIS.CO, SINGAPURA -- Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Selasa (10/2) setelah Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan harga minyak dunia hanya akan pulih dalam lima tahun ke depan.
Harga patokan minyak AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun 68 sen menjadi 52,18 dolar AS, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret turun 80 sen menjadi 57,54 dolar di perdagangan pagi.
Mengikuti guncangan besar di pasar minyak, IEA mengatakan dalam perkiraan lima tahunannya bahwa harga minyak mentah akan pulih dari level saat ini sekitar 50-55 dolar per barel menjadi 73 dolar per barel pada 2020. Itu jauh di bawah level 100 dolar, harga yang pernah dicapai sebelum mulai jatuh Juni lalu.
"Pada pagi ini sedikit turun, mungkin disebabkan laporan IEA yang memprediksi pemulihan harga minyak yang lambat. Namun hal ini hanya pergerakan dalam jangka pendek sebab fundamental pasar tidak berubah," kata Shailaja Nair, editor pada institusi penyedia informasi energi Platts.
Harga telah jatuh dari puncak pada pertengahan 2014, sebagian besar karena lonjakan cadangan global yang didorong oleh peningkatan produksi minyak serpih AS dan permintaan global yang lemah. Namun, menurut IEA, hal tersebut tampaknya akan berubah.
"Pasar minyak dunia tampaknya akan memulai babak baru dalam sejarahnya, yang ditandai dinamika perubahan permintaan, perubahan besar dalam perdagangan minyak mentah dan pasokan minyak, dan perubahan dramatis dari peran OPEC dan non-OPEC dalam mengatur pasokan dari hulu," kata IEA. IEA menambahkan bahwa keseimbangan pasar berubah secara relatif, dengan peningkatan cadangan dan pengetatan pasar.