EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan pembangunan pabrik pemurnian atau smelter di Papua ditujukan untuk menampung hasil tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia.
"Pembangunan smelter di Gresik merupakan perluasan dari yang ada dan sebagai sasaran antara. Sedangkan smelter di Papua untuk mengantisipasi produksi tambang underground yang akan segera dibangun Freeport," katanya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu (18/2).
Menurut dia, ke depan, Indonesia membutuhkan kapasitas pemurnian emas, perak, dan tembaga sekurang-kurangnya empat juta ton konsentrat.
Sebelumnya, Freeport Indonesia sudah menyepakati pembangunan smelter yang direncanakan di kawasan industri Poumako, Papua seluas 650 ha. Proyek smelter di Papua akan dibangun investor asal Tiongkok dan Freeport akan memasok produk konsentratnya.
Dengan demikian, Freeport akan terlibat dalam dua pembangunan smelter yakni di Gresik dengan investasi sendiri dan Papua melalui pasokan konsentratnya.
Dalam kawasan industri Poumako yang disiapkan Pemerintah Provinsi Papua itu juga akan dibangun pabrik pupuk, petrokimia, elpiji filling plant, dan pabrik semen.
Di lokasi yang berdekatan dengan pipa konsentrat Freeport telah ada pelabuhan, jalan raya, dan pembangkit yang tinggal dikembangkan kapasitasnya.
Pemprov Papua juga berkomitmen mengalokasikan investasi awal senilai Rp2 triliun di kawasan industri yang bisa diperluas hingga 2.000 ha.