EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Permata Tbk mencatat penyaluran kredit termasuk pembiayaan syariah tumbuh 11 persen yoy dari Rp 119 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 132 triliun pada tahun 2014. Pertumbuhan kredit didorong oleh bisnis UKM serta segmen local and middle market corporate yang di topang oleh Trade Finance dan produk-produk pinjaman.
Direktur Utama PermataBank Roy Arfandy mengatakan, total aset PermataBank mencapai Rp 185 triliun pada 2014, naik 12 persen yoy dari Rp 166 triliun di tahun 2013.
“Di tengah ketatnya persaingan untuk mendapatkan pendanaandan turunnya permintaan akan kredit, PermataBank mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11 persen yoy menjadi Rp 148 triliun, sehingga menghasilkan rasio Loan-to-Deposit (LDR) di level 89 persen,” kata Roy dalam siaran pers, Kamis (19/2).
PermataBank mempertahankan tingkat permodalan yang kuat terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dan mengakhiri periode dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 13,6 persen. Ekuitas tumbuh 21 persen yoy menjadi Rp 17,1 triliun pada akhir Desember 2014.
Menurutnya, kondisi ekonomi makro tahun 2014 berdampak pada kualitas aset Bank, dimana sejumlah kecil nasabah korporasi mengalami penurunan kinerja. Sehingga berimbas pada peningkatan NPL Gross dan Net masing-masing dari 1,0 persen dan 0,3 persen pada tahun 2013 menjadi sebesar 1,7 persen dan 0,6 persen pada 2014.
“Tahun 2014 menjadi tahun yang penuh tantangan karena industri perbankan menghadapi tingginya biaya pendanaan dan pertumbuhan bisnis yang lebih lambat sebagai akibat dari tekanan inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah,” imbuh Direktur Keuangan PermataBank Sandeep Jain.
PermataBank mencatat pertumbuhan laba operasional sebelum pencadangan mencapai (konsolidasi dan diaudit) sebesar Rp 2,94 triliun per 31 Desember 2014. Laba meningkat 18 persen (yoy) dari Rp 2,50 triliun dalam periode yang sama tahun 2013. Laba bersih setelah pajak mencapai Rp 1,59 triliun.
Total pendapatan operasional PermataBank mencapai Rp 7,41 triliun sepanjang 2014, 12 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp 6,63 triliun. Kenaikan tersebut didorong pendapatan berbasis biaya (fee based income) meskipun ada tekanan dari tingginya biaya pendanaan. Pendapatan bunga bersih tumbuh 6 persen yoy menjadi Rp 5,71 triliun, ditopang pertumbuhan kredit sebesar 11 persen yoy dan dampak dari penurunan margin.
Sementara itu pendapatan berbasis biaya (fee based income) naik 35 persen yoy menjadi Rp 1,70 triliun, didukung oleh kinerja bisnis Bancassurance, trade finance dan kontribusi laba dari penyertaan modal pada PT Astra Sedaya Finance (ASF). Biaya operasional sepanjang 2014 mencapai Rp 4,47 triliun atau meningkat 8 persen dibanding 2013 dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 12 persen.
Di samping itu, PermataBank juga mencatat kepemilikan 25 persen saham (equity participation) di ASF dan dua inisiatif untuk peningkatan permodalan berupa Penawaran Umum Terbatas VI (Rights Issue) sebesar Rp 1,5 triliun dan penerbitan Obligasi Subordinasi sesuai ketentuan Basel 3 (Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Permata Tahap II Tahun 2014) sebesar Rp 700 miliar.
Oleh sebab itu, PermataBank tetap berhati-hati pada tahun 2015 seiring dengan perubahan dan pertumbuhan pada industri perbankan, lanskap peraturan (regulatory landscape) serta teknologi. Sepanjang 2014, PermataBank menambah 18 kantor cabang dan kantor cabang pembantu baru sehingga totalnya menjadi 330 cabang konvensional dan syariah, 22 unit mobile banking, 283 office channeling syariah dan tiga payment point di 63 kota besar dengan 1.005 unit ATM di seluruh Indonesia.