Kamis 26 Feb 2015 06:10 WIB

Mentan: Bulog Harus Jadi Stabilisator, Bukan Hanya Inventory Beras

Red: Taufik Rachman
Warga mengantre untuk mendapatkan beras murah dari petugas Bulog Divre DKI Kelapa Gading, dalam operasi pasar beras di Pasar Jatinegara Jakarta Timur, Rabu (25/2).
Foto: Antara/David Muharmansyah
Warga mengantre untuk mendapatkan beras murah dari petugas Bulog Divre DKI Kelapa Gading, dalam operasi pasar beras di Pasar Jatinegara Jakarta Timur, Rabu (25/2).

EKBIS.CO, JAKARTA--Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan peran Bulog harus menjadi stabilisator harga beras di tingkat produsen dan konsumen.

"Saya harapkan Bulog bisa menjadi stabilisator bukan "inventory" atau tempat persediaan barang saja. Hal tersebut dilakukan agar tidak ada lagi lonjakan harga beras yang saat ini sedang terjadi," kata Mentan saat melakukan kunjungan kerja di Malang, Rabu.

Ia mengatakan, apabila sistem penyaluran beras maka tidak akan terjadi lagi kenaikan harga beras di Indonesia yang saat ini mencapai Rp12.000 perkilogram.

"Semua stok beras di Bulog aman, kemarin Pak Presiden juga sudah cek ada 1,4 juta ton beras di gudang Bulog Jakarta yang jadi masalah sekarang bagaimana mekanisme di lapangan terkait penyalurannya," kata Mentan.

Menurutnya, untuk menurunkan harga beras tersebut, pemerintah akan terus berkoordinasi dengan Bulog untuk menyalurkan beras ke daerah-daerah yang bermasalah.

"Namun, saya optimis harga beras akan normal kembali karena sudah ada arahan dari presiden untuk meyalurkan beras sebanyak 300 ton," tuturnya.

Sebelumnya, pada Minggu (22/2) lalu, Kementerian Koperasi dan UKM akan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan untuk memberdayakan koperasi-koperasi pasar yang ada untuk membantu penyaluran beras di setiap pasar.

Menurut Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah Prayoga, dengan adanya koperasi pasar diharapakan tidak ada lagi yang namanya masalah mafia beras karena koperasi-koperasi tersebut mempunyai anggota dari pasar itu sendiri.

"Sistem penyalurannya akan jelas karena beras yang sampai di pedagang pasar tersebut, harganya sesuai dengan pemerintah dan bukan beras oplosan yang selama ini sering dilakukan oleh mafia," kata Prayoga di Jakarta, Sabtu (22/2) lalu.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement