Selasa 24 Mar 2015 20:10 WIB

BI: Kerusakan Mesin Cetak Pengaruh Pada Suplai Uang Baru

Rep: c26/ Red: Hazliansyah
Rupiah
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Rupiah

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Peter Jacobs mengatakan kerusakan mesin cetak uang hanya berpengaruh pada ketersediaan uang baru. Hal itu tidak berpengaruh pada melemahnya nilai tukar Rupiah.

"Itu cuma masalah ke suplai uang baru saja," ujar Jacob lewat pesan singkat kepada ROL, Selasa (24/3).

Mesin cetak yang rusak menurutnya hanya berpengaruh pada kurangnya stok uang baru yang dibuat. Tidak ada hubungannya terhadap melemahnya kondisi rupiah saat ini.

Kondisi melemahnya Rupiah dianggap Jacobs lebih karena faktor eksternal. Menguatnya kondisi perekonomian di Amerika menjadi alasan utama menguatnya Dollar. Selain itu memburuknya kondisi ekonomi di negara-negara Eropa dan Jepang juga berdampak pada menurunnya nilai tukar rupiah.

Hal serupa juga dikatakan pengamat pasar uang, Farial Anwar, bahwa rusaknya mesin cetak tak serta merta membuat Rupiah jatuh. Sebab melemahnya rupiah justru karena Dollar yang langka bukan sebaliknya. Ini akibat dari permintaan mata uang Amerika itu meningkat karena kebutuhan impor yang besar.

Pada sidang paripurna DPR Senin (23/3) kemarin, Anggota Komisi III DPR, Sufmi Dasco Ahmad melaporkan kerusakan alat cetak uang berpengaruh pada nilai tukar mata uang negara ini. Sebab, kebutuhan Rupiah di Bank Indonesia tak sebanding dengan kemampuan pencetakan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement