Sabtu 28 Mar 2015 01:58 WIB

Harga Minyak Dunia Pengaruhi Kenaikan BBM Premium

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Agung Sasongko
Penjual melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di salah satu kios pengisian BBM Pertamini di Jakarta, Senin (2/2).(Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Penjual melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di salah satu kios pengisian BBM Pertamini di Jakarta, Senin (2/2).(Republika/Prayogi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengungkap harga indeks pasar dunia untuk gasoline, gasoil, dan nilai kurs dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah mengalami peningkatan signifikan selama periode akhir Januari hingga akhir Maret 2015 sehingga akan memberikan pengaruh pada pergerakan harga BBM.

 

Berdasarkan data Pertamina, pada periode tersebut, harga indeks pasar dunia untuk gasoline atau premium telah meningkat sebesar 13 persen, sedangkan untuk gasoil atau solar pada periode yang sama meningkat sembilan persen. Peningkatan tersebut menjadi lebih besar dengan memperhatikan faktor nilai kurs dollar terhadap rupiah yang juga mengalami peningkatan sebesar sebesar 3,4 persen.

 

“Sehingga ketika dirupiahkan, Harga indeks pasar dunia untuk premium dan polar masing-masing telah meningkat sebesar 17 persen dan 13 persen. Kenaikan ini tentu saja akan berdampak terhadap harga kedua jenis BBM tersebut. Untuk itu, memang diperlukan penyesuaian harga Premium dan Solar yang berlaku saat ini.” kata VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, Jumat (27/3) malam.

 

Pemerintah telah menetapkan harga baru Premium untuk wilayah penugasan luar Jawa Madura Bali sebesar Rp 7.300 per liter (semula Rp 6.800 per liter). Adapun harga baru Solar sebesar Rp 6.900 per liter (semula Rp 6.400 per liter).

 

Adapun, untuk Premium di wilayah Jawa Madura Bali, Pertamina menyesuaikan dengan harga Rp 7.400 per liter. Penyesuaian harga ini berlaku mulai Sabtu, 28 Maret 2015 jam 00:00. “Dengan harga tersebut, memang masih belum mencapai keekonomian. Keekonomian akan tercapai apabila Harga Indeks Pasar (HIP) turun,” tutupnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement