EKBIS.CO, JAKARTA -- Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makro Prudensial Bank Indonesia Dwityapoetra S. Besar menyebut, urusan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) tidak memengaruhi inflasi secara signifikan.
“Pengaruhnya hanya 0,06 persen saja, memang ada pengaruhnya, tapi tidak signifikan karena ini sangat tergantung dari harga minyak dunia,” kata dia pada Rabu (1/4).
Terlebih, lanjut dia, dengan adanya penyerangan Saudi Arabia terhadap Yaman, harga minyak akan meningkat dan punya dampak pada harga minyak domestik. Terlepas dari semua itu, yang terpenting pemerintah memiliki semacam sistem pengelolaan BBM yang baik sehingga potensi fluktuasi harga BBM bisa terkendali serta tak mengundang dampak yang merugikan masyarakat.
Sebelumnya, Dwi juga menyebut soal upaya antisipasi dampak kenaikan suku bunga the fed dengan melakukan upaya penjagaan current account defisit agar lebih sustainable kembali ke tiga persen.
“Yang menjadi isu saat ini adalah situasi dilematis bahwa BI membutuhkan belanja modal tapi pada saat yang bersamaan harga komoditas utama seperti batu bara dan CPO turun,” kata dia. Hal tersebutlah, kata dia, yang kemudian menyebabkan modal banyak yang masuk tapi rupiah masih melemah.