EKBIS.CO, GRESIK -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menilai, kehadiran kawasan industri merupakan bagian penting dari penggerak ekonomi daerah. Kawasan industri menjadi salah satu pertimbangan utama investor dalam berinvestasi di suatu daerah.
“JIIPE merupakan salah satu dari 15 kawasan industri yang diprioritaskan pengembangannya oleh pemerintah,” ujarnya saat melakukan kunjungan site visit ke Kawasan Industri dan Pelabuhan Terpadu, Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, Senin (13/4).
Dari 15 kawasan tersebut, hanya dua yang terletak di pulau Jawa, yakni JIIPE dan Sayung di Jawa Tengah. Sementara, 13 kawasan lainnya tersebar di luar Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan JIIPE sangat diperhitungkan.
Menurutnya, kehadiran kawasan industri terpadu JIIPE diharapkan mampu meningkatkan rasio investasi Jawa Timur.
Berdasarkan realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) dalam lima tahun terakhir, Jawa Timur merupakan lokasi investasi PMA terbesar keempat di Indonesia.
Dari lima provinsi yang memiliki realisasi investasi terbesar di Indonesia tahun 2010-2014, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten dan Kalimantan Timur, hanya DKI Jakarta dan Jawa Barat yang memiliki rasio investasi di atas 50 persen.
Tiga provinsi lainnya memiliki rasio investasi di bawah 50 persen, masing-masing Jawa Timur 40,68 persen, Banten 31,86 persen dan Kalimantan Timur 40,51 persen.
"Apabila kita dapat meningkatkan rasio investasi lima wilayah yang selama ini memiliki nilai realisasi investasi terbesar hingga 60-70 persen, saya yakin target investasi baik tahun 2015 sebesar Rp 519 triliun atau lima tahun mendatang sebesar Rp 3.500 triliun dapat tercapai,” jelas Franky.
JIIPE merupakan kawasan industri terintegrasi dengan pelabuhan dan kompleks perumahan seluas sekitar 2.933 hektar berlokasi di Manyar, Gresik, Jawa Timur. JIIPE dikembangkan oleh PT AKR Corporindo bekerjasama dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III.
Fasilitas JIIPE mencakup pelabuhan laut dalam, jalan tol 45 kilometer yang menghubungkan Surabaya dan Bandar Udara Internasional Juanda, jalan tol yang menghubungkan bagian dalam kawasan menuju seluruh pulau Jawa.
Ada pula terminal energi batubara dan migas, pengelolaan limbah, kawasan berikat (bea cukai dan karantina), serta fasilitas pendukung lainnya.