Senin 20 Apr 2015 13:17 WIB

Jadi Tuan Rumah WEF, BKPM Sasar Penarikan Investasi dari Asia Timur

Rep: Sonia Fitri/ Red: Satya Festiani
World Economic Forum
World Economic Forum

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani optimis penyelenggaraan World Economic Forum on East Asia (WEFEA) ke-24 dapat menarik investasi yang besar dari negara-negara Asia Timur. Optimisme tersebut merujuk kepada tingginya komitmen investasi yang disampaikan investor Jepang dan RRT dalam kunjungan Presiden RI pada Maret lalu.

"Catatan kita, ada komitmen investasi senilai 73,46 miliar dolar AS yang terdiri dari 10,06 miliar dolar AS komitmen investasi Jepang dan 63,40 miliar dolar AS komitmen investasi RRT," kata dia sebagaimana rilis yang diterima Republika pada Senin (20/4).

Disebutkannya, realisasi investasi pada 2014 mencapai Rp 463,1 triliun, meningkat 16,2 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, dengan jumlah PMA mencapai Rp 307,0 triliun. Jepang merupakan negara Asia Timur dengan investasi tertinggi di Indonesia yang mencapai 2,7 miliar dolar AS di 2014.

Target spesifik yang ingin diperoleh Indonesia atas penyelenggaraan WEFEA 2015, lanjut dia, yakni menarik investasi di berbagai sektor. Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi rata-rata 7,0 persen diharapkan investasi tumbuh rata-rata 10,2 persen pertahun selama 2015-2019. BKPM menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 3.500 Triliun guna mendukung target pertumbuhan ekonomi tersebut.

Terlebih dengan diberlakukannya Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat yang menawarkan pelayanan perizinan investasi yang cepat, mudah, transparan dan terintegrasi. Investor pun dapat memonitor progress aplikasi perizinan yang dilakukan. Upaya pemerintah juga sedang melakukan integrasi PTSP Pusat dengan PTSP daerah di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota pun akan mengundang para investor untuk masuk.

Dari segi peluang investasi, pemerintah bersama BKPM  juga akan menyampaikan sejumlah rencana pembangunan kepada para peserta WEFEA 2015 untuk kemudian meraih peluang bisnis dari mereka. Bahwa dalam rencana pembangunan lima tahun mendatang, Pemerintah Indonesia menargetkan percepatan dan perluasan pembangunan pembangkit listrik, pembangunan infrastruktur pendukung konektivitas, dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di seluruh Indonesia.

"Lebih spesifik, di sektor pembangkit listrik, kami ingin menciptakan 35 giga watt dalam lima tahun," ujarnya. Di sektor infrastruktur, lanjut dia, pemerintah ingin meningkatkan konektivitas untuk menekan biaya logistik serta menginginkan investor di Asia Timur melihat Indonesia tidak hanya sebagai pasar, tapi juga sebagai pusat produksi di Asia. Selain itu, investasi juga membuka peluang transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus meningkatkan produktivitas dan daya saing Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement