EKBIS.CO, PANCORAN -- Sucofindo salah satu lembaga riset yang ditunjuk oleh Pemkot Bekasi untuk meneliti adanya kandungan plastik dalam beras, menolak banyak bicara soal perbedaan hasil penelitian. Perbedaan hasil penelitian terhadap sampel beras diakui Ardy, selaku Kepala Humas Sucifindo sebagai perbedaan analisis dan metode saja.
"Ya kita masih konsolidasi internal dulu, tapi sebenarnya harusnya yang perlu dikaji ulang dan didalami hasil dari Mabes Polri saja," ujar Ardy saat ditemui Republika di kantor Sucofindo, Pancoran, Kamis (28/5).
Ardy mengatakan, hasil sampel beras yang diteliti oleh Sucofindo memang begitu adanya. Hasil penelitian pun sudah diekspose ke publik. Sayangnya, munculnya perbedaan hasil penelitian dari Puslabfor Mabes Polri dan BPOM membuat Sucofindo lebih bungkam bicara.
Sebelumnya, pihak Pemkot Bekasi menerima aduan dari masyarakat soal adanya beras plastik yang beredar di pasaran. Sebab kekhawatiran ini, pihak pemkot akhirnya mengambil langkah meneliti beberapa sampel beras yang ada di lapangan.
Penelitian merujuk pada sebuah lembaga riset bernama Sucofindo. Selang sepekan, hasil penelitian tersebut keluar dan positif adanya kandungan plastik dalam beras yang beredar di Bekasi. Komposisi beras yang mengandung plastik tersebut antara lain terbukti dari adanya kandungan BBP (Benzyil butyl phtalate ), DEHP (bis (2-ethylexyl phatalate)), DINP (Diisionyl Phatalate). Kandungan itu sama seperti bahan dasar untuk pembuatan pipa, kabel, dan lainnya.
Sedangkan Puslabfor Mabes Polri sendiri juga melakukan penelitian atas dugaan tersebarnya beras plastik yang ada di pasaran. Mabes menunjukan tidak ada kandungan plastik dalam beras. Artinya, isu beras plastik bagi Polri adalah kabar meresahkan.