EKBIS.CO, BANDUNG -- Keamanan saat berkendara tentu merupakan prioritas utama setiap pengemudi, baik ketika menggunakan sepeda motor ataupun mobil. Begitu pula untuk Michelin Indonesia. Perusahaan ban terkemuka dunia ini sangat concern pada safety dan quality dari produknya. Keamanan dalam berkendara adalah hal yang ingin Michelin Indonesia usung dalam pemasaran produknya.
“Michelin selalu concern pada keamanan dan keselamatan saat berkendara. Untuk itu, setiap ban yang akan diluncurkan harus lulus uju trek di Ladoux. Bila lulus uji tes di sana, baru kami produksi,” ujar Bayu, Head of Sales and MarketingTwo-Wheels division PT MICHELIN Indonesia.
Hal ini disampaikan langsung oleh perwakilan Michelin Indonesia ketika mengadakan launching produk ban terbaru, Power Super Sport Evo, di GH Universal Hotel, Bandung, Jumat (5/6). Ladoux adalah sirkuit milik perusahaan Michelin seluas 500ha dan track sepanjang 41 kilometer yang terletak di Perancis, negara asal perusahaan ini.
Ini merupakan kali pertama Michelin Indonesia mengadakan launching produk di kota Kembang Bandung. Bandung dipilih karena Jawa barat merupakan area yang signifikan untuk pemasaran produk-produk Michelin. Hal ini karena menurut Bayu, komunitas-komunitas sepeda motor di Jawa Barat memiliki passion yang tinggi. Penyumbang terbesarnya sendiri di Jawa barat adalah kendaraan roda dua jenis skuter.
“Jawa Barat berkontribsi ke Michelin sekitar dua belas persen dari total angka nasional,” aku Bayu.
Kepedulian Michelin pada keamanan saat berkendara ditunjukkan dengan kampanye-kampanye safety yang dilakukan Michelin, selain pada keamanan dan kualitas produksinya. Bayu menegaskan, kualitas adalah hal yang harus dari produk-produk Michelin. Sederet penghargaan skala Internasional sudah dikantongi oleh perusahaan asal Perancis tersebut.
“Kita sudah memiliki global reputation and trusted. Seperti pilihan NASA (National Aeronautics and Space Administration),pilihan Departemen pertahanan AS dan France. Amerika saja memilihnya kami, bukan produk dalam negerinya,” tutur Bayu.
Bayu juga menambahkan bahwa Airbus A380 menggunakan ban Michelin untuk pesawatnya. Selain itu, dalam acara launching tersebut Bayu juga menjelaskan kredibilitas Michelin yang sudah berpengalaman selama 125 tahun. Michelin, menurutnya, memiiki safety and quality concern dan juga saving more energy.
“Safety concernnya bisa kita lihat di bentuk ban. Ban diciptakan untuk fungsi, yaitu dengan alur terbalik. Selain itu daya gulirnya (rolling resistance) rendah,” terang Bayu.
Michelin sendiri mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1997, namun masih berkantor di Singapura. Pada tahun 2008, Michelin mulai memasok ban motor untuk Indonesia tetapi masih melalui importir. Pada 2011 barulah Michelin membuat PT di Indonesia, dan pada tahun-tahun berikutnya, Michelin mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meskipun begitu, perkembangan tersebut bukan tanpa hambatan. Di awal pemasarannya di Indonesia, Michelin sempat mengalami kesulitan.
“Awalnya sempat agak sulit berkembang karena ada perpanjangan tangan dari pabrikan ke user. Respon pun kurang karena harga yang tinggi. Tapi sekarang responnya baik sekali karena sudah ada support dari pabrikan,” jelas Irwan Chandra, Operasional Manager Indocom Mandung, distributor Michelin Jawa Barat.
Produk Michelin yang baru sendiri, Power Super Sport Evo, adalah produk ban radial terbaru dari Michelin yang diperuntukkan untuk kendaraan roda dua. Power Super Sport Evo ini merupakan hasil dari teknologi ban balap yang peruntukkannya 50 persen untuk jalan raya dan 50 persen untuk dipakai di lintasan balap.
Ban terbaru Michelin ini menggunakan tekologi 2CT pada ban depan dan 2CT+ pada ban belakang, dan dipadukan dengan teknologi Michelin lainnya sehingga akan tetap stabil meskipun digunakana pada jalan menikung.
Dengan teknologi pada ban radial ini, Michelin ingin menujukkan komitmennya yaitu menghadirkan produk terbaik dengan tingkat keamanan tinggi bagi pengguna roda dual. Selain itu, Michelin ingin menunjukkan taringnya di pasaran ban radial di Indonesia. “Ketika kita berbicara tentang radial, it is Michelin,” Tandas Bayu.
