EKBIS.CO, JAKARTA --Citilink Indonesia mencatat laba operasi (operating income) sebesar 4,9 juta dolar AS atau senilai Rp 65,7 miliar pada semester I-2015. Keuntungan bersih (net profit) tercatat sebesar 1,46 juta dolar AS atau Rp19,5 miliar (dengan kurs Rp 13.400 per dolar AS) pada semester pertama tahun 2015, dibanding periode yang sama 2014 yang merugi senilai 15,95 dolar AS atau Rp 213,7 miliar.
President dan CEO Citilink Albert Burhan mengatakan, pencapaian Citilink didorong program efisiensi super ketat dan strategi pengembangan inovasi layanan serta perluasan jaringan kerja sama sehingga memberikan nilai tambah yang besar bagi perusahaan.
Citilink tercatat menerbangkan sebanyak 4,4 juta penumpang dalam enam bulan pertama, atau naik 33,3 persen dibandingkan 3,3 juta penumpang pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara tingkat isian penumpang (seat load factor/SLF) mencapai 81 persen atau naik 4,8 persen dari tahun sebelumnya sebesar 77,3 persen. Sejak Januari – Juni 2015, frekuensi tercatat 30.094 penerbangan atau naik 27,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 23.660 frekuensi penerbangan.
“Bisa dikatakan Citilink memberikan kontribusi cukup besar bagi pertumbuhan Garuda Indonesia Group,” kata Albert mengenai kinerja Citilink Indonesia pada semester I-2015, Kamis (30/7).
Dari sisi pendapatan usaha Citilink berhasil meraup Rp 2,98 triliun, atau meningkat 28,1 persen dari periode yang sama pada 2014 yang mencapai Rp 2,32 triliun. Sementara itu, aset Citilink juga meningkat dari Rp 1,83 triliun pada semester I-2014 menjadi Rp 2,76 triliun atau meningkat 51,1 persen. Ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp 188,8 miliar dari sebelumnya yang mengalami defisiensi modal.
Albert menambahkan, jumlah pesawat yang dioperasikan Citilink bertambah 40 persen dari 25 pesawat menjadi 35 pesawat Airbus tipe A320. Hal itu menjadi pendorong pertumbuhan pendapatan usaha di tahun-tahun mendatang. Sedangkan dari sisi biaya operasional Citilink naik 13,7 persen.