Kamis 30 Jul 2015 23:03 WIB

Semester I, Laba Bank Mandiri Tumbuh 3,5 Persen

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Aktivitas perbankan di Bank Mandiri cabang Cikini, Jakarta, Selasa (21/7).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Aktivitas perbankan di Bank Mandiri cabang Cikini, Jakarta, Selasa (21/7).

EKBIS.CO, JAKARTA --- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membukukan kenaikan laba bersih pada semester I-2015 sebesar 3,5 persen (yoy). Laba bersih tercatat sebesar Rp 9,9 triliun dibandingkan semester I-2014 senilai Rp 9,5 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Bank Mandiri tidak terlalu menggenjot pertumbuhan laba bersih melainkan meningkatkan pencadangan.

Menurutnya, sekarang masanya susah bagi perbankan, banyak yang pertumbuhannya negatif. Sehingga, keuntungan dimasukkan ke pencadangan. "Profit kita di single digit, lebih baik keuntungannya dimasukin ke pencadangan," jelasnya dalam paparan publik kinerja Bank Mandiri semester I-2015 di Plaza Mandiri, Kamis (30/7).

Budi menyebutkan saat ini dana pencadangan atau coverage rate Bank Mandiri 168 persen (yoy). Lebih rendah dari tahun lalu sebesar 200 persen tahun lalu, dan di atas rata-rata industri yang sebesar 130 persen.

Kenaikan laba bersih juga didorong kenaikan pendapatan bunga sebesar 18 persen (yoy) menjadi Rp 34,5 triliun dari Rp 29,2 triliun tahun lalu. Pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp 21,2 triliun atau naik 13,8 persen (yoy) dari tahun lalu senilai Rp 18,6 triliun.

Total pendapatan jasa atau fee based income tumbuh 10,4 persen (yoy) menjadi Rp 8,0 triliun dibandingkan tahun lalu senilai Rp 7,2 triliun. Total beban operasional (overhead cost) tercatat sebesar Rp 11,7 triliun atau naik 14,4 persen dari tahun lalu sebesar Rp 10,2 triliun.

Pejabat Eksekutif Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Kartika Wirjaatmadja menambahkan, total penyaluran kredit tumbuh sebesar 13,8 persen (yoy) menjadi Rp 552,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 485,4 triliun. Kredit ke sektor industri pengolahan tercatat sebesar Rp 106,5 triliun atau naik 15,8 persen dari tahun sebelumnya senilai Rp 91,9 triliun. Kredit infrastruktur khususnya konstruksi tumbuh 18 persen (yoy) menjadi Rp 20,8 triliun.

Sementara, kredit yang disalurkan ke sektor perdagangan, restoran dan hotel mencapai Rp 92,3 triliun atau tumbuh 10,3 persen dibandingkan Juni 2014 sebesar Rp 83,6 triliun. Kredit UMKM tercatat sebesar Rp 74,4 triliun dari Rp 65,9 triliun tahun lalu. Peningkatan kredit UMKM didorong pertumbuhan kredit usaha mikro yang mencapai 25,8 persen dan usaha menengah yang tumbuh 19,7 persen.

"Bank mandiri agresif ke semua sektor ekonomi, tapi hati-hati," ujar Kartiko.

Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) naik menjadi 2,43 persen untuk gross dibandingkan 2,23 persen pada semester I-2014. Sedangkan NPL net juga naik menjadi 1,01 persen dari tahun lalu sebesar 0,81 persen. Pertumbuhan kredit secara total ditargetkan di kisaran 13-15 persen sampai akhir tahun 2015.

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 17,8 persen (yoy) menjadi Rp 654,9 triliun dibandingkan tahun lalu senilai Rp 555,9 triliun. Dari jumlah tersebut, total dana murah (CASA) mencapai Rp 403,9 triliun atau tumbuh 16,9 persen dibandingkan tahun lalu.

Dengan pertumbuhan laba tersebut, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) turun menjadi 5,76 persen dibandingkan Juni 2014 sebesar 5,91 persen. Total rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) menjadi 17,63 persen dibandingkan semester I-2014 sebesar 16,04 persen. Sedangkan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau loan to deposit ratio (LDr) turun di level 84,11 persen dari 86,97 persen pada Juni 2014.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement