EKBIS.CO, JAKARTA -- Harga minyak telah mengalami penurunan drastis selama. Pekan lalu, minyak mentah jatuh mencapai 42 dolar AS per barel yang sebelumnya pada tahun lalu masih 100 dolar AS per barel.
Penurunan lebih tajam diprediksi akan terjadi lagi oleh manajer keuangan David Kotok dilansir dari CNNMoney, Rabu (19/8). Ia meprediksi harga minyak akan mencapai 15-20 dolar AS.
Penuruan harga minyak mencapai 15 dolar AS per barel akan menjadi masalah besar. Minyak yang diperdagangkan kepada masyarakat akan bernilai rendah seperti awal tahun 1999, saat bensin di SPBU dijual di bawah 1 dolar AS per galon.
Penuruan yang terjadi mencapai 60 persen dan mulai terlihat semenjak awal tahun 2009. Harga rata-rata bensin sekarang 2,66 dolar AS per galon, turun dari 3,45 dolar AS pada tahun lalu.
Masalah besar ditimbulkan karena pasokan minyal lebih banyak dari keperluan yang dibutuhkan, ditambah lagi dengan perlambatan ekonomi Cina. Ledakan energi dari Amerika dekade terakhir menyebabkan penuhnya pasokan, meski Arab Saudi telah mengurangi produksi untuk menyeimbangkan.
"Senjata terbaik Saudi adalah harga minyak terendah pada volume maksimal. Mereka memiliki cadangan keuangan yang cukup untuk memiliki daya tahan selama bertahun-tahun," kata Kotok.