EKBIS.CO, BEKASI -- Harga daging ayam yang melonjak membuat banyak pedagang daging ayam di Bekasi terpaksa menutup dagangannya. Bukan karena mogok dagang, tapi karena kehabisan modal.
Pedagang ayam di Pasar Baru Bekasi, Yusa Ivana (34 tahun), mengungkapkan bahwa mogok dagang di Pasar Baru Bekasi memang sudah terjadi sejak kemarin, Selasa (18/8), namun hal itu terjadi karena pedagang kehabisan modal.
"Sebenarnya udah mogok dari kemarin, bukan mogok juga sih, tapi karena kehabisan modal alias bangkrut. Udah banyak, mungkin setengahnya (pedagang). Kebanyakan nombok sih, jadi mendingan nggak jualan. Kalau bos besar kan bisa ngurangin jumlah ayam. Kalau pedagang kecil kan nggak bisa. Kasihan kan pedagang kecil," kata Yusa di Pasar Baru Bekasi, Rabu (19/8).
Yusa yang merupakan pedagang ayam hidup ini mengungkapkan jika memang di kota-kota lain sudah ada yang mogok dagang. Bahkan pedagang ayam yang membeli ayam di daerah Sukabumi sempat dicegat truk ayamnya karena melarang berjualan.
Hal itu dimaksudkan agar semua pedagang ayam mogok berjualan. "Kalau mau tetep jalan truk ayamnya harus nebus Rp 2 juta," ungkapnya.
Untungnya saat itu Yusa tidak membeli ayam di Sukabumi, tapi di Subang. Biasanya ia membeli ayam di peternakan di Subang sejumlah 200 hingga 300 ekor per hari. Sekarang ini karena harga mahal, hari ini 250 ekor ayam yang dijualnya baru laku sedikit.
"Hari ini masih sisa banyak ini. Tapi saya tetap dagang karena kasihan langganan saya," tuturnya.
Menurutnya kenaikan harga ayam ini tidak normal. Sebelumnya memang ada kenaikan harga ayam, tapi tidak sampai separah sekarang ini.
Jika ada kenaikan, ucap dia, hanya sampai sepekan saja. Namun saat ini harga masih terus naik.
Sementara itu pedagang daging ayam bernama Januar (30 tahun) menyebutkan jika rencana mogok dagang masih belum jelas kapan.
"Masih belum jelas jadi mogok atau nggak," katanya. Ia memastikan jika ada rencana mogok, ia pasti akan ikut. Apabila hal tersebut bisa membantu menurunkan harga.