EKBIS.CO, JAKARTA --Sikap Presiden Joko Widodo yang sekedar melihat pelemahan rupiah saat ini karena didominasi faktor eksternal, dinilai perlu diluruskan. Pelemahan rupiah dan sulitnya ekonomi domestik saat ini justru Karena fundamental Ekonomi domestik yang tidak sehat.
''Sebenarnya bila fundamental ekonomi domestik kita Sehat tidak terlalu signifikan pengaruh kebijakan atau kondisi Ekonomi luar negeri,'' ucap Pengamat Kebijakan Publik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Dahnil Anzar Simanjuntak,.
Menurut Dahnil, Ciri fundamental ekonomi domestik tidak sehat itu minimal bisa dilihat dari dua Hal saja. Pertama, jelas dia, basis ekonomi domestik berbasis impor. Ia menjelaskan, lebih dari 73 persen bahan baku industri Indonesia impor. Belum lagi mesin-mesin Besar Untuk industri hampir lebih 90 persen impor, begitu juga dengan pangan yang masih tergantung dengan impor.
Kedua, tambah Dahnil, struktur neraca pembayaan dalam negeri selalu negatif di neraca Jasa, yang menjadi bukti bahwa ekonomi domestik Indonesia lemah disektor Jasa, belum lagi permasalahan Fakta Rendahnya 'nilai tambah' karena ekspor pun tergantung dengan ekspor komoditi.
Ketiga, tergantung dengan investasi asing. Investasi asing dalam bentuk direct investment seperti bangun pabrik atau masuk ke industri-industri riil tidak ada masalah signifikan. Tetapi masalah besar justru ketika investasi asing yang masuk banyak ke bursa saham atau portofolio jangka pendek, sehingga rentan terhadap migrasi besar-besaran uang keluar Indonesia atau cash outflow yang dampaknya bagi pelemahan rupiah luar biasa.
''Nah, ketiga kondisi fundamental ekonomi seperti itulah yang sesungguhnya jadi masalah utama ekonomi indonesia saat ini. Sehingga ketika Rupiah melemah dampaknya luar biasa bagi ekonomi domestik,'' jelasnya.
Padahal, kata dia, pelemahan mata uang tidak selalu menjadi masalah. Pelemahan mata uang justru bisa menjadi potensi, yakni bisa melakukan ekspansi ekspor. Namun sayang, Indonesia kehilangan potensi itu karena produk yang selama ini di ekspor justru bahan bakunya dari impor.
''Jadi, pelemahan rupiah selalu menjadi bencana buat Indonesia karena fundamental ekonomi domestic kita bermasalah, sedangkan faktor eksternal itu hanya trigger Saja,'' ujar dia.